Dan kini, ia telah menemukan
tambatan hatinya. Seorang gadis sholehah (insyaAllah…). Pertama kali sang gadis
melihatnya setelah sekian lama, saat berada di TPS acara pilgub. Tak sengaja
sang gadis melihat ke arah barat, dan di sana ada ia sedang tersenyum (tepatnya
nyengir, soalnya giginya keliatan berjejer rapi) pada sang gadis. Tapi, sang
gadis tetap hirau, ia tak ingin lagi ada apapun dengan dia. Esoknya, ia datang
lagi, menemui sang gadis. Mengetahui bahwa ia sudah menikah, sang gadis
berusaha melunak, lebih mencair dan mencandainya.
“Cieh, penganten.” Begitu candaan sang gadis.
Ia hanya membalas dengan senyuman
yang terlihat tidak tulus. Mungkin ia takut bahwa yang dirasakan oleh sang
gadis adalah benar adanya. Ia hanya ingin bermain-main saja dengan perasaannya
ke sang gadis waktu dulu itu. Dan sang gadis pun berfikir begitu. Ia memang
benar, ia tak pernah serius. Kini terbukti bahwa ia hanya main-main saja.
Hahahahaa…
Kini, ia sudah tak pernah lagi
mengganggu baik lewat sms maupun inbox lewat FB, tersenyum lebar dan tak lagi
terlihat grogi saat berhadapan dengan sang gadis. Begitu pun sang gadis, kini
tak lagi cuek, sang gadis melunak, lebih bisa bebas berkomunikasi. Berbicara
biasa selayaknya seorang sahabat, seorang paman dengan ponakannya. Yang tersisa
hanya satu, mukanya selalu memerah setiap kali bertemu sang gadis. Mungkin ia malu,
karena pernah menggoda sang gadis bahkan sampai detik-detik ia akan menikah. Ia
masih berusaha merayu dan itu hanya sebuah candaan yang jauh dari serius.
Akhirnya, petualangannya menemui ujung. Akhirnya ia berani mengambi sikap,
MENIKAH. Semoga ia tak lagi berpetualang setelahnya, apalagi dengan cara-cara
yang tak kreatif, kuno, dan basi.
Sementara itu, sang gadis kini
berbahagia dengan kebebasannya itu. Bebas dari gangguannya yang kadang terasa
humoris, tak jarang bikin hati miris. Ya, sang gadis kini bahagia karena sudah
tak perlu lagi canggung ketika bertemu dan ngobrol dengannya. Hati sang gadis
sudah kembali normal, tak perlu lagi memikirkan ancang-ancang untuk melarikan
diri saat ketemu di jalan. Tak usah repot-repot kabur jika ia datang berkunjung
ke rumah sang gadis.
“Selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga
SAMARA.” Doa sang gadis untuknya. Sang gadis yang sangat beruntung, bahagia
pada akhirnya.
The End
O;)