Sabtu, 25 Mei 2013 - 0 comments

Petualangan Tak Berujung,,Pencarian Jodoh Tak Kreatif Part II (The End)


Dan kini, ia telah menemukan tambatan hatinya. Seorang gadis sholehah (insyaAllah…). Pertama kali sang gadis melihatnya setelah sekian lama, saat berada di TPS acara pilgub. Tak sengaja sang gadis melihat ke arah barat, dan di sana ada ia sedang tersenyum (tepatnya nyengir, soalnya giginya keliatan berjejer rapi) pada sang gadis. Tapi, sang gadis tetap hirau, ia tak ingin lagi ada apapun dengan dia. Esoknya, ia datang lagi, menemui sang gadis. Mengetahui bahwa ia sudah menikah, sang gadis berusaha melunak, lebih mencair dan mencandainya.
“Cieh, penganten.” Begitu candaan sang gadis.
Ia hanya membalas dengan senyuman yang terlihat tidak tulus. Mungkin ia takut bahwa yang dirasakan oleh sang gadis adalah benar adanya. Ia hanya ingin bermain-main saja dengan perasaannya ke sang gadis waktu dulu itu. Dan sang gadis pun berfikir begitu. Ia memang benar, ia tak pernah serius. Kini terbukti bahwa ia hanya main-main saja. Hahahahaa…
Kini, ia sudah tak pernah lagi mengganggu baik lewat sms maupun inbox lewat FB, tersenyum lebar dan tak lagi terlihat grogi saat berhadapan dengan sang gadis. Begitu pun sang gadis, kini tak lagi cuek, sang gadis melunak, lebih bisa bebas berkomunikasi. Berbicara biasa selayaknya seorang sahabat, seorang paman dengan ponakannya. Yang tersisa hanya satu, mukanya selalu memerah setiap kali bertemu sang gadis. Mungkin ia malu, karena pernah menggoda sang gadis bahkan sampai detik-detik ia akan menikah. Ia masih berusaha merayu dan itu hanya sebuah candaan yang jauh dari serius. Akhirnya, petualangannya menemui ujung. Akhirnya ia berani mengambi sikap, MENIKAH. Semoga ia tak lagi berpetualang setelahnya, apalagi dengan cara-cara yang tak kreatif, kuno, dan basi.
Sementara itu, sang gadis kini berbahagia dengan kebebasannya itu. Bebas dari gangguannya yang kadang terasa humoris, tak jarang bikin hati miris. Ya, sang gadis kini bahagia karena sudah tak perlu lagi canggung ketika bertemu dan ngobrol dengannya. Hati sang gadis sudah kembali normal, tak perlu lagi memikirkan ancang-ancang untuk melarikan diri saat ketemu di jalan. Tak usah repot-repot kabur jika ia datang berkunjung ke rumah sang gadis.
“Selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga SAMARA.” Doa sang gadis untuknya. Sang gadis yang sangat beruntung, bahagia pada akhirnya.
The End
O;)
Rabu, 15 Mei 2013 - 0 comments

Kemesraan yang Buram

Senja ini langit nampak sedikit sendu, ada sedikit awan hitam yang menganggu birunya. Background alam ini mengingatkan ku tentang kondisi hati yang sedang terjangkiti rasa. Kecewa dan marah, nama rasa itu. Hmm, haruskah seperti ini takdir hidup yang mengelilingi? Ku rasa itu bukan takdir, hanya sebuah nasib yang terlambat ku ubah. Terlambat ku perbaiki, hingga ianya menjelma marah dan kecewa. Pada diri sendiri, walau sempat menyalahkan takdir dan Yang Mengatur segalanya. Astaghfirullah al adzim!

Kemesraan itu kini sudah buram, tawa sudah kusut, sudah terinjak, terlempar, berdarah, terluka. Sudah tak ada lagi, menjelma masa lalu. Kenangan, ya hanya itu yang ku punya kini. Bangga? Mungkin iya, karena, paling tidak aku pernah merasakan masa lalu yang sungguh menyenangkan. Bercanda dengan tawa, tangis haru dan keceriaan. Bersahabat dengan harmonisasi hidup. Berkawan dengan cinta dan kasih sayang, dan aku sunggu bangga pernah memilikinya.

Mengapa terjadi? TAKDIR!. Ya, walau awalnya aku tak percaya pada apa yang ku dengar, mendengar berita yang tak pernah dikabarkan.
Sabtu, 11 Mei 2013 - 0 comments

Siapa?

Menatap seonggok wajah nan teduh, bercengkrama dengan setiap kebaikan, menjauhi segala yang terlarang. Dia wajah yang dirindui  setiap ciptaan, dia yang tak mudah goyah dengan cobaan, dia yang bertahan atas hempasan. Apakah kau juga seperti wajah teduh itu, aku pun merindukannya, wajah indah itu, yang tak pernah ku pandang, yang tak tau di mana berada, yang ku yakini pun sedang merasakan yang sama. Semoga benar kau memang begitu. Memiliki wajah teduh untuk meneduhkanku yang sungguh sangat keruh ini.