tag:blogger.com,1999:blog-49838638069207341762024-03-13T21:34:25.549-07:00eLNisa PeciNta PeNaBerbagi hasil karya di sini..eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.comBlogger32125tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-80065080247680559632013-10-25T02:28:00.002-07:002013-10-25T02:28:58.921-07:00No Tittle<div style="text-align: justify;">
Merambah ke dunia yang gelap gulita tanpa setitikpun cahaya, jelas sangat tidak enak sekali. Betapa tidak, kau harus berjuang untuk bertahan, melihat bukan lagi dengan mata, karena walaupun benda-benda di sekitarmu berbeda, kini menjadi sama rata berkat kepekatan gelap. Kau harus meraba untuk menemukan jalan keluar. Dan, bisa jadi disaat seperti inilah mata batin bekerja, ia yang akan menunjuki ke mana harus kau langkahkan kaki, menunjukkan kau ke arah cahaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
#eh, daku nglantur!</div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-89443404665844770292013-10-04T06:10:00.000-07:002013-11-24T19:33:18.281-08:00A True Story Of Nina<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">A
True Story, Dedicated to Mb Cantek Nun Jauh di Mata Nan Dekat di Hati.. :D<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebuah kisah tentang cinta yang datang
terlalu cepat, terhalang restu orang tua dan entahlah, mungkin terhalang
kehendak Allah yang memutuskan mereka tak berjodoh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Muhammad Azwan, nama
lengkap lelaki cerdas itu, ia begitu mencintai Nina, teman masa sekolah
dasarnya dulu. Azwan kecil dikenal sebagai anak yang karismatik, disukai
teman-teman perempuannya. Hampir semua anak-anak perempuan yang sekelas
dengannya mengagumi keelokan parasnya, kecuali Nina. Ya, bocah tomboy ini sama
sekali tidak tertarik untuk mengagumi seorang Azwan. Ia terlalu asyik dengan
dunianya sendiri, dunianya yang maskulin. Kelas itulah saksi awal perkenalan
mereka berdua. Masa-masa SD terlewati begitu saja, tanpa banyak bicara satu
sama lain, tak terlalu akrab, biasa saja. Yang luar biasa, mereka adalah dua
anak manusia yang tercipta berbeda dari teman-teman sebayanya. Azwan tercipta
sebagai bocah karismatik yang digandrungi oleh teman-teman perempuannya,
sedangkan Nina, tumbuh menjadi anak perempuan yang maskulin, lebih mengeluarkan
sisi kelelakiannya. Itulah yang membuat mereka istimewa, hingga mencipta kisah
kehidupan yang tak biasa.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lulus SD, mereka
berpisah. Nina tetap bersekolah di daerahnya, sedangkan Azwan melanjutkan
sekolah ke daerah lain. Waktu terus berjalan, hingga mereka dipertemukan
kembali, tepatnya, Azwan yang bertemu dan melihat Nina. Kali ini Nina tampak
berbeda, jauh berbeda dengan Nina kecil, mereka sudah beranjak remaja, sudah menginjak
tanah SMA, kelas 3. Hari itu adalah hari kemenangan, seperti kebanyakan muslim,
Nina dan keluarganya pun melakukan tradisi lebaran, bersilaturahim ke rumah
sanak saudara. Kini giliran rumah kakak iparnya yang dikunjungi Nina, kebetulan
rumahnya terletak di samping rumah Azwan, bertetangga dekat. Azwan melihat
Nina, tapi tidak sebaliknya dengan Nina. Ia tak menyadari dari rumah sebelah
ada Azwan yang memandangnya menganga, seakan tak percaya bahwa itu adalah
dirinya, Nina, teman SD-nya dulu. Si tomboy itu, yang kulitnya hitam dan tak
pernah tersenyum padanya. Ya, seakan tak percaya dengan perubahan Nina, ia
terpesona!. Wajah teduh dengan tampilan luar yang menawan itu, memaksanya untuk
memendam rasa “tak halal” dalam hatinya. Azwan mencintai gadis tomboy yang kini
menjelma bak bidadari di pandangannya itu, tanpa berani berharap bahwa Nina pun
merasakan hal yang sama terhadapnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hari demi hari berlalu,
dua tahun setelah pertemuan ‘sepihak’ itu terjadi, mereka kembali bertemu. Kali
ini mereka bertemu dalam acara reuni bersama teman-teman SD-nya. Mereka
bercerita, mengingat-ingat memori yang telah menjadi masa lalu, bercerita
tentang mereka yang tak akrab, bercerita tentang tingkah polah masing-masing
saat SD dulu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Wah, dulu kan kamu
item Nin, laki banget. Sekarang udah beda. Malah pangling waktu aku ngeliat
kamu pertama kali di rumah kakak iparmu lebaran dua tahun yang lalu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Loh, kamu liat aku?
Kok aku ga tau?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Hee, iya Nin, cuma aku
yang ngeliat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Azwan tak
membuang-buang kesempatan untuk lebih mendekati Nina, ia berencana untuk PDKT.
Akhirnya ia meminta nomer ponsel Nina, alasannya agar mudah komunikasi, nanti
agar bisa menghubungi jika ada kegiatan di kampung mereka, seperti malam
berikutnya. Pertemuan kali ini terjadi di sebuah masjid di desa mereka, dalam
sebuah acara kajian. Mata azwan terus saja mengawasi Nina, seakan tak ingin
malam ini berakhir agar ia terus bisa melihat wajah Nina, walaupun tanpa
senyumnya. Berkali-kali ia mencoba mengambil gambar Nina melalui kamera
ponselnya, tapi tak berhasil jua. Azwan yang malang, padahal ia hanya ingin
melihat senyuman dari wajah teduh nan anggun itu. Sekali saja! Walau ia tau
senyum itu akan membuat tidurnya semakin tak nyenyak. Pernah suatu hari ia
mengikuti Nina diam-diam, ia membuntuti Nina sampai depan rumah kontrakan
kakaknya di Mataram.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ngapain kamu ngikutin
aku?” Tanya Nina.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aku cuma pengen liat
kamu tersenyum sama aku, sekali saja.” Jawab Azwan sekenanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nina mulai merasa tidak
nyaman dengan perilaku Azwan kepadanya akhir-akhir ini. ia putuskan untuk
mencomblangi azwan dengan seorang temannya yang juga adalah teman SD mereka.
Namanya Ria, ia sedang kuliah di luar daerah. Nina mengajak Azwan menjemput Ria
ke bandara, hari ini ia akan pulang, Nina berharap Azwan dan Ria akan
benar-benar “Jadian” dan menikah. Tapi, sayangnya cinta yang begitu besar dan
hati yang telah lebih dulu memilih Nina membuat rencana tersebut tak pernah
menjadi nyata. Azwan tetap hanya ingin menunggu senyum manis Nina.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Komunikasi Nina dan
Azwan terus berlanjut, walau kini mereka terpisah lagi. Tidak lagi di desa yang
sama, tidak menyurutkan usaha Azwan untuk mendekati Nina. Ia datang sebagai
seorang sahabat, seorang saudara yang menawarkan berjuta kesiapan saat Nina
membutuhkan apa-apa. Ya, lewat ponsel dan facebook, komunikasi mereka berjalan
seperti komunikasi teman biasa. Membicarakan tentang teman-teman, sesekali
saling bertukar kabar lewat kotak obrolan di Facebook, hingga akhirnya Nina
mengetahui rasa yang selama ini di pendam Azwan kepadanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nina merasa sangat bersalah, bersalah
pada dirinya sendiri, pada murrobiyahnya, pada teman-temannya, terlebih pada
Allah. Bagaimana mungkin ia bisa menyimpan rasa yang sama seperti yang
dirasakan oleh Azwan kepada dirinya. Ya, walau terlihat seperti tak peduli,
nyatanya rasa ‘tak halal’ itu pun menghinggapi hatinya. Susah payah Nina
menepis rasa itu, berharap hanya sebuah rasa sesaat, tapi ia tak mampu.
Dorongan rasa itu lebih kuat dari daya yang ia punya. Namun, ia tetap menolak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Tidak
Wan. Aku kini sudah berbeda, aku diamanahi adik-adik yang harus kubimbing ke
sebuah jalan yang mampu menenangkan hati mereka kala sedih menghinggapi hati,
membimbing untuk lebih mampu bersabar dan lebih mendekat pada Allah. Aku ini
ibarat mata air, itu kan sumbernya. Kalau keruh, maka ke bawahnya juga akan
keruh. Aku tak ingin menjadi murrobiyah yang tak melakukan apa-apa yang telah
aku katakan. Termasuk tentang rasa pada lawan jenis ini.” Nina menjelaskan
alasannya pada Azwan. Azwan yang juga tarbiyah, sangat mengerti dengan hal itu.
Tetapi, lagi-lagi karena alasan yang sama, ia masih belum bisa memanaj rasa
cintanya. Tetap saja, Nina terbayang dalam angannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rasa ‘tak halal’
membuat Nina dilema, hari-harinya jadi murung. Menangis sendiri dalam kamar
kost menjadi suatu aktivitas yang kini menjadi rutinitasnya kala mengingat
permasalahan hati ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Assalamu’alaikum.”
Arin tiba-tiba masuk ke kostnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Wa’alaikumussalam”
Jawab Nina gelagapan. Ia sedang menangis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Anty kenapa? Nangis?”
Tanya Arin ingin tau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Enggak, ana kelilipan
tadi, kena debu” Nina bohong.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Arin tak bertanya lagi,
walau sebenarnya ia tau bahwa Nina memang sedang membohonginya. Nina memang
menangis, mengingat rasa cintanya pada Azwan. Sementara itu, komunikasi antara
mereka tetap terjalin. Suatu hari mereka membahas hubungan mereka yang tak tau
entah akan berujung seperti apa itu, melalui ruang obrolan facebook. Nina
diminta Azwan untuk menunggu, tunggu hingga takdir Allah mempersatukan mereka.
Mereka berbicara tentang rasa yang kini sedang mereka punyai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aku tidak akan menunggu
lagi. Dulu aku pernah menunggu dan kini tak akan pernah kulakukan lagi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“InsyaAllah, aku dan
kamu akan bersama selamanya. Aku tetap berharap kamu mau menungguku.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Diam. Tak ada balasan
lagi dari Nina untuk sejenak. Ia memikirkan jawaban yang pas agar Azwan
berhenti datang dalam kehidupannya, agar Azwan tak mengganggu dan menyuruhnya
menunggu lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tidak, aku tidak akan
pernah menunggu. Jika nanti Arman pulang dan melamarku, aku tak akan menolaknya
lagi. Dia adalah lelaki sholeh yang sejak dulu aku dambakan, jika aku
menolaknya, aku pasti akan menyesal.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nina menggunakan Arman
sebagai senjatanya, lelaki yang beberapa tahun lalu mengajaknya ta’aruf. Benar,
Nina tidak bohong tentang kesholihan hafidz itu. Bahkan ia lebih tampan dari
Azwan, tapi sayang, untuk saat ini dan mungkin untuk waktu-waktu yang akan
datang, hanya Azwan yang menurutnya pas di hati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Azwan menjawab
pernyataan Nina santai, seakan sangat tau bagaimana Nina. Ia tak mudah
dibohongi dengan pernyataan semacam itu. Azwan memang cukup pintar untuk tetap
membuat Nina memutuskan untuk mengatakan “Ya, aku akan menunggumu.”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Nina, aku tau siapa
kamu. Walaupun kamu berkata begitu, aku yakin jauh di dalam lubuk hatimu, tetap
aku yang pertama. Tetap aku yang sedang bersemayam di sana.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kumohon Azwan, lepaskan
aku, jangan menyiksaku.“<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tidak Nina, aku tidak
menyiksamu. Aku akan berdo’a selalu untuk kebahagiaanmu dunia akhirat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tapi kamu menyuruhku
menunggu Azwan. Itu sangat menyiksaku. Jika benar kamu menginginkan
kebahagiaanku dunia akhirat, lupakan aku.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ya sudah, okey. Aku
tidak akan mengganggumu lagi Nin, jikapun aku rindu, aku akan bertanya pada
sahabat-sahabat kita yang lain tentangmu. Kurasa itu cukup mengobati. Aku akan
berhenti menggaggumu, tapi jangan pernah suruh aku melupakan rasa ini, karena
ia ada hanya untukmu seorang.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berat, malam semakin
larut dan obrolan itu belum jua usai. Kepala Nina semakin berat, ia harus
menanggung kenyataan bahwa ia menyuruh lelaki yang ia harapkan menjadi belahan
jiwanya itu berhenti, menyerah pada sebuah ketetapan yang belum jelas ujungnya.
Sementara Azwan semakin ingin berjuang, ia mencurahkan segala isi hatinya
kepada seorang teman akrabnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Apa kau bisa dipercaya
Azwan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tentu Nin, kamu pegang
kata-kataku. Aku berjanji padamu, walaupun aku akan sangat kehilangan kontak
denganmu. Harus menahan perih hati karena merindumu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Baiklah kalau begitu, <i>syukron</i>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Afwan Nina.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan obrolan melalui
ruang chatting, ditemani suara-suara binatang malam itu diakhiri dengan
perasaan lega. Lega? Oh, mungkin tidak. Sepertinya, percakapan ini adalah awal
keterpurukan hati Nina. Cinta memang tak bisa ditolak, datangnya juga
tiba-tiba. Jujur atas rasa itu akan lebih indah, karena ia akan tetap tinggal
atau memudar sesuai titah empunya. Ya, mungkin itu yang belum dipahami Nina.
Kadang rintangan dalam hubungan lawan jenis bisa merupakan ujian sebelum
mengecap bahagia akhirnya. Tapi jua bisa jadi adalah sebuah alasan tuhan untuk
tidak mempersatukan keduanya, karena rencaNYA yang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ah, masalah orang tua
yang belum memberi restu, kakak yang belum menikah lantas tak boleh dilangkahi,
atau seperti bahasa bang Tere Liye, tak boleh melintas, bisa jadi itu pertanda
memang bukan jodoh. Tapi, tentu Nina dan Azwan mengharapkan yang lebih baik,
bahwa itu adalah sebuah rintangan dan tantangan yang harus mereka selesaika
untuk mencapai bahagia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bersambung, kapan-kapan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Semoga pas di hati yaa mb!.. ^-^<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">@MyFavCor_19:26<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">eLKaNisa Mahdi..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">:D<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-42217354835935394352013-09-24T16:58:00.002-07:002013-09-24T17:08:33.699-07:00Emaq<div class="_4-u3 _5cla" style="border-top-left-radius: 3px; border-top-right-radius: 3px; border-top-style: none; padding: 16px;">
<div class="_5k3v _5k3w clearfix" style="margin-top: 16px; word-wrap: break-word; zoom: 1;">
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">Penyakit!. Hmm, aku masih menganggapnya sebagai sebuah sebab menarik untuk dijadikan sebagai alasan libur istimewa bagiku. Yah, sebuah kesempatan untuk beristirahat dari penatnya aktivitas bernama sekolah. Namun, aku juga sepenuhnya sadar, itu sangat menyakitkan, bukan saja untuk yang mengalami, tapi juga bagi orang-orang terdekat yang menyayangi.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Belasan tahun silam, saat umurku 14 tahun, aku terkena typus, penyakit yang telak melumpuhkan aktivitasku selama seminggu. Waktu sakit terlama yang pernah kurasakan. Biasanya hanya sakit kepala, itupun setengah hari sembuh atau setelah dimuntahkan, jadi ringan. Dan kini, harus berbaring selama berhari-hari, membuat seorang wanita setengah baya terlihat meneteskan air matanya. Ia tak kuasa melihatku kesakitan seperti itu, kehilangan keceriaan dan lemah. Ia khawatir berlebihan, bahkan sampai saat ini, saat usia sudah menginjak kepala dua, seperempat abad. Jika sakit, ia pasti khawatir, lalu melakukan berbagai cara agar aku segera sembuh. Wanita itu, bagaimana kami harus membalas segalanya? Kurasa tak kan mampu kami membalasnya, terlalu menumpuk. Terima kasih saja tidak akan pernah mampu mencukupinya, materi menggunungpun tak kan bisa menutupinya.</span></div>
<span style="color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Kami menyebutnya Emaq! Ia yang tak pernah lelah menjaga, mendidik, dan tentu saja menyayangi kami. Ia yang terlalu lemah saat melihat anak-anaknya sedang tak berdaya, ia segalanya. Dan segalanya kan kami balas dengan bakti. InsyaAllah! Aamiiiin..!</span></div>
<span style="color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
</span></div>
</div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-52853345958073794332013-09-16T19:03:00.001-07:002013-09-16T19:07:57.314-07:00Coret-coret toq<div style="text-align: justify;">
Aku hanya bertanya, mengapa? Saat jiwa mulai menata, saat hati mulai berharap, semuanya pergi seketika. Tanpa bekas. Tanya itu tak pernah kudapati jawabnya. Siapa yang akan menjawab? Entahlah. Sempat akan dan tidak jadi. Ya, hidup memang selalu menjadi misteri. Terlebih yang akan datang, ia menjadi rahasia yang tak terduga. Bagaimana bisa terjadi? Patah hati sebelum sempat jatuh cinta. Mereka bilang, kok bisa, heran! Apatah lagi aku, aku bingung, aku sungguh sangat heran, bagaimana itu bisa terjadi pada hati. Haaah, masalah perasaan memang selalu menarik untuk dipertanyakan, didiskusikan, bahkan sampai diperdebatkan. Tapi, aku tidak ingin melakukannya. Biarkan saja ia berteriak dalam diam, aku tak perlu memperdebatkannya lagi, walau sangat membingungkanku. Biarkan saja, ia akan tetap ada atau akan menghilang menurut titah empunya. Biarkan waktu yang menjawab semua tanya, karena ia satu-satunya jawaban jujur untuk saat ini, di dunia ini. Ya, jika memang harus mengikuti arus, tak masalah. Akan kuikuti, tapi aku tak ingin terbawa arus, untuk itu harus fokus!. Okey, akan kutinggalkan kebingungan tuk menemui kedamaian. Berkarya lagi, bermanfaat lagi, bahagia lagi!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keep calm and stay cool</div>
<div style="text-align: justify;">
Semangatin diri..!</div>
<div style="text-align: justify;">
^^</div>
<div style="text-align: justify;">
10:02 WITA @FavCor</div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-70492013681801407672013-09-12T21:09:00.001-07:002013-09-12T21:11:56.267-07:00Coretan Serupa 030913 (Lupa Tanggal)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Ibu
dan anak itu katanya sudah seperti satu jiwa dalam dua tubuh. Jika ibu merasa
sakit, pasti anak juga merasakan. Tapi, kebanyakan sebaliknya sih. Jika anak
sakit, ibu pasti merasakan sakit juga. Ibu dan anak itu memiliki ikatan bathin
yang sangat kuat. Lebih kuat dari ikatan bathin pada saudara kembar. Ya,
saudara kembar juga katanya punya ikatan bathin. Tapi, pernah kubertanya pada
teman kembarku. Katanya, biasa aja. Kalau ada salah satunya yang sakit, yang
lainnya ga sakit kok. Malah mereka bilang, seperti telepati di sinetron2 itu
cuma fiktif aja, ga pernah terjadi pada mereka dikehidupan nyata. Walau ada
sebagian kecil saja yang pernah mengalami.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Okey,
kembali tentang ibu dan anak. Kurasa, ikatan bathin antara ibu dan anak itu
yang paling kuat. Aku pernah mengalaminya sendiri. Sering sekali, yang paling
baru. Kemarin aku merasakannya. Ceritanya, aku pingin banget dibuatin bumbu
kecap, sebagai teman makan tahu atau buat sambel bawang untuk mencocol ikan
goreng. Kuurungkan niatku untuk memberitahu ibu saat itu juga. Nanti sajalah,
abis sholat isya pikirku. Benar saja, setelah sholat isya, aku melihat ibu
sedang makan sambil mencocol ikan ke sambel tomat. Lalu kutakan pada ibu
tentang niatku tadi sore. Ternyata, ibu juga berpikiran yang sama denganku. Tadinya
ia juga ingin membuat sambel kecap tuk mencocol tahu, tapi karena dilihatnya
tahu tinggal beberapa. Akhirnya ia putuskan tuk membuat sambel tomat saja.
Waaaw, kejadian ini terjadi beberapa kali. Bukan hanya sekali dua kali saja.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Lalu,
tentang cerita kualat jika tak menuruti kata ibu (tentunya perintah yg baik
saja), sudah kualami juga. Saat itu, aku ingin sekali makan mie rebus. Akhirnya
ibu membuatkannya untukku. Karena tak sabar, aku ingin sekali cepat2
menyantapnya. Ibu sudah peringatkan tuk memakannya nanti dulu. Tapi, aku
mengabaika nasihatnya. Akhirnya aku tetap memakannya dalam keadaan masih sangat
panas. Tapi, aku sudah meniupnya beberapa kali agar mengurangi panasnya. Tetap
saja, masih panas dan membuat lidahku melepuh. Ooowh, menyesalnya aku tak
mengindahkan perkataannya. Jadi malu sendiri waktu itu pada ibu.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Bayangkan,
hal kecil seperti itu saja bisa berakibat fatal. Pantas saja, ALLAH
memerintahkan agar jangan sekali2 berkata kasar, walaupun itu perkataan 'ah'
saja kepada kedua orangtua. Hmmm</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Karena
kita satu jiwa dalam dua raga. Maka jangan pernah sakiti ibu, karena jika kita
lakukan itu. Artinya kita sedang menyakiti diri kita sendiri. Jaga perilaku dan
perkataan kepadanya, agar selamat dan mendapat ridho ALLAH. InsyaALLAH.</span></span></div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-33233057397945830122013-09-12T20:44:00.001-07:002013-09-12T20:47:03.959-07:00Coretan 030913<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Hari ini kutemui lagi bukti ajaibnya firasat seorang emaq. Pagi tadi, tubuhku rasanya lengket karena sudah tiga hari tak tersentuh air akibat sakit yang sedang kualami. Rasanya pengen nyemplung ke kolam, tapi tak mungkin. Aku pun berniat, dalam hati kukatakan pada diriku 'nanti, kalau emaq ke sini, minta tolong masakin air deh, mau mandi air anget'. Lalu, aku ketiduran. Aku tak tau emaq sudah beberapa kali keluar masuk kamarku dan terakhir kalinya, kurasakan tangannya yang dingin menyentuh keningku yang bak bara api itu, seraya berkata 'mandi ya, emaq masakin air'. Aku pun mengangguk, masih dengan mata terpejam. Kukira aku mimpi, ternyata ketika aku sudah benar-benar bangun dari tidurku, emaq menyuruhku ke kamar mandi. Benar saja, di sana sudah tersedia air hangat yang sangat aku perlukan itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-R2myZxCMiXQ/UjKJwvcQjDI/AAAAAAAAAHU/i8UIli8u5Wc/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="228" src="http://3.bp.blogspot.com/-R2myZxCMiXQ/UjKJwvcQjDI/AAAAAAAAAHU/i8UIli8u5Wc/s320/images.jpg" width="320" /></a>Bukan hanya itu, siang tadi emaq menyuruhku makan nasi, lalu minum obat. Aku menggeleng, 'nanti saja maq. Mau muntah' kataku beralasan, tapi beneran. Lalu, emaq menawariku lagi sampai beberapa kali hingga akhirnya ia menyerah. Aku berangan lagi, 'nanti kalo makan, aku pengen lauqnya tahu. Pasti enak di mulutku yaang terasa pahit ini' kataku dalam hati. Lama, hingga adzan ashar datang, seusai sholat emaq menghampiriku lagi. Menawariku makan lagi, dan kali ini aku tak tega menolak. Aku mengangguk dan ia terlihat begitu senang. 'Emaq ambilin nasi sama tahu dulu kalo gitu. Ada ayam bakar itu, mau ga?'. Eeh, apa kata emaq tadi? Tahu? Alahmdulillah, senangnya hatiku. Aku menggeleng untuk ayam bakar. Luar biasa, tak henti-hentinya aku merasa heran dengan firasat seorang emaq terhadap anaknya ini. Emaq, you're my everything.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
</span>eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-58169902538115014262013-06-20T19:04:00.001-07:002013-06-20T19:08:24.840-07:00Jodoh Belum Kunjung Datang??? Yaa Santai Ajaa!!!<ul class="uiList _2ne _4kg" id="webMessengerRecentMessages" role="log" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; list-style-type: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<li class="webMessengerMessageGroup clearfix" id="wm:mid.1371722047643:3ea1d24fa4a2c34a20" style="border-width: 1px 0px 0px; padding: 8px 20px 7px; position: relative; zoom: 1;"><div class="clearfix" style="zoom: 1;">
<div class="clearfix _42ef" style="overflow: hidden; zoom: 1;">
<div class="_37">
<div class="_53" id="mid.1371722047643:3ea1d24fa4a2c34a20">
<div class="_3hi clearfix" style="zoom: 1;">
<div class="_38 direction_ltr" style="direction: ltr; font-size: 13px; line-height: 1.38; margin-right: 50px;">
<div style="text-align: justify;">
<i><b><span style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;">Langkah telah menancap berpuluh pijak..</span><br style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;" /><span style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;">Mencipta berjuta jejak..</span><br style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;" /><span style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;">Ku tatap jauh ke depan..</span><br style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;" /><span style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;">Tiada jua ternampakkan..</span><br style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;" /><br style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;" /><span style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;">Sungguh lama ku di sini..</span><br style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;" /><span style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;">Berharap sosok itu menghampiri..</span><br style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;" /><span style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;">Sesosok bayang yang ku rindui..</span><br style="color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;" /><span class="text_exposed_show" style="color: #37404e; display: inline; line-height: 18px; text-align: left;">Ingin ku temui..<br /><br />Kau, nama yang tertulis bersanding namaku..<br />Ku nanti dengan asa dan permohonan dalam doaku..<br />Segeralah kembali pulang..<br />Menyempurnakan bagianku yang hilang..</span></b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show" style="color: #37404e; display: inline; line-height: 18px; text-align: left;">***</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari ini bertemu senja kembali. Di ufuk barat sana aku masih bisa memandang wajah keemasannya, indah. Akan selalu indah. Hari ini senyumku mengembang lebih lebar, mendengar kicau para tetua. Celoteh sendu mereka, di sela-sela kata tertuliskan sebuah tanya, "kapan kau akan menikah, Nak?" dan aku tak mampu menjawab tanya itu. Kapan? Aku pun sedang menunggu jawaban dari Nya. Aku sungguh menyadari, segalanya sudah diatur, detik, tempat, dan cara pertemuannya. Tapi, aku hanya manusia biasa yang kadang tergoda rayuan si musuh dalam selimut (nafsu). Ingin hati segera bertemu, menyatukan dua keluarga, menyempurnakan setengah dien. Tapi keinginan itu belum terjangkau takdir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kadang iri menyinggahi hati, melihat kawan sebaya telah menggandeng seorang lelaki/wanita yang mereka akui adalah suami/istri. Kadang ingin menyalahi takdir, ketika melihat seorang saudari bercengkrama dengan anak-anak mereka, menciumi dan memanjakan malaikat-malaikat kecilnya. Tertimbul tanya dalam hati, dan lagi-lagi tak ada jawaban pasti, "aku kapan?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 1.38;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 1.38;">Aku tau, usia semakin berkurang, raga semakin menua, dan iman? Entah bertambah, entah berkurang. Sempat terprovokasi dengan kalimat "Kamu cari yang kaya gimana, jangan terlalu tinggi lah kriterianya, yang penting kan baik." atau "Eh, si fulanah udah nikah lo, kamu kapan nyusul. Kalah, diduluin deh kamunya." dan yang lebih ekstrem, "Kiamat udah deket, buruan nikah, apalagi kamunya udah tua. Ntar telat lo. Mau apa jadi perawan tua/bujang lapuk?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 1.38;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 1.38;">Yah, begitulah. Kalimat-kalimat yang kadang mampu memotivasi, tapi lebih banyak malah menjatuhkan. Tapi, aku juga tau kalau jodoh adalah urusan Allah. Aku pernah mendengar sebuah statement yang bunyinya begini, "Jodoh itu memang di tangan Tuhan, tapi kalau kita tak menjemputnya, maka dia akan tetap berada di tangan Tuhan." Hmm, bukannya aku tak ingin menjemput, bukannya cuek. Aku hanya ingin memilih untuk menunggu saja, menunggu ia datang menjemputku dari tangan Tuhan. Bukankah segalaya telah di atur, seperti yang ku katakan tadi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 1.38;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 1.38;">Santai saja, bukankah aku adalah bagian tubuhnya yang hilang. Ia pasti mengenalinya, kalaupun ia tak menemukanku di dunia ini, mungkin memang bukan di sini tempatnya. Bukannya aku tak ingin berusaha, tapi bukankah menunggu juga adalah sebuah usaha, usaha memantaskan diri untuk pemilik rusuk yang ku inginkan. Santai saja, bukankah janji Allah itu pasti. Pasti kan datang waktunya, jikapun ia tak datang hingga ajal duluan menjemput, mungkin janji Allah bahwa aku kan bertemu dengannya di surga. Jodoh, bukankah itu bukan perlombaan, hingga yang duluan menikah adalah pemenangnya. Jodoh, bukan pula sebuah perjanjian meeting, hingga ketika saat ia tak kunjung datang, menjadikannya terlambat. So, santai saja!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 1.38;">Kini, yang bisa aku lakukan adalah menunggu waktu yang dijanjikan Allah, menikmati setiap proses yang telah dirancangkan NYA untukku dan untuk kita semua. Menuju hari saat peristiwa penyatuan itu terjadi dan mereka mendoakan keberkahan bagi kita. Hari yang disebut sebagai hari pernikahan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 1.38;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 1.38;">_Tulisan Gagal Dikirim_ :p</span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</li>
</ul>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-84926087049393897292013-06-08T02:39:00.003-07:002013-08-25T07:02:51.508-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-S2PfX7cSkis/UbL7ojHnzxI/AAAAAAAAAG8/fxL31Gj3klA/s1600/aa6_%E5%89%AF%E6%9C%AC.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="215" src="http://1.bp.blogspot.com/-S2PfX7cSkis/UbL7ojHnzxI/AAAAAAAAAG8/fxL31Gj3klA/s400/aa6_%E5%89%AF%E6%9C%AC.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: #37404e; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: #37404e; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">Keluarga..</span><span style="color: #37404e; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;">Berbicara tentang kedamaian..</span><br />
<span style="background: white;">Bercerita tentang ketulusan..</span><br />
<span style="background: white;">Berceloteh tentang kenyamanan..</span><br />
<span style="background: white;">Berbisik tentang ketenangan..</span><br />
<span style="background: white;">Berdendang tentang keharmonisan..</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Ibu..</span><br />
<span style="background: white;">Tentang pengorbanan..</span><br />
<span style="background: white;">Tentang keikhlasan..</span><br />
<span class="textexposedshow"><span style="background: white;">Tentang kesetiaan..</span></span><span style="background: white;"><br />
<span class="textexposedshow">Tentang pengabdian..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang pendidikan..</span><br />
<br />
<span class="textexposedshow">Ayah..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang perjuangan..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang pertanggungjawaban..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang kepemimpinan..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang keamanan..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang kesejahteraan..</span><br />
<br />
<span class="textexposedshow">Saudara..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang kecintaan..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang kepedulian..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang keceriaan..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang kekuatan..</span><br />
<span class="textexposedshow">Tentang kebahagiaan..</span><br />
<br />
<span class="textexposedshow">Sejauh mana pun ku melangkah..</span><br />
<span class="textexposedshow">Satu tujuan akhir, rumah..</span><br />
<span class="textexposedshow">Setiap kali ku temukan kegetiran..</span><br />
<span class="textexposedshow">Satu yang selalu membangkitkan, Ibu..</span><br />
<span class="textexposedshow">Sekeras apa pun hidup ku rasakan..</span><br />
<span class="textexposedshow">Satu yang selalu menguatkan, Ayah..</span><br />
<span class="textexposedshow">Sesulit apa pun ku hadapi rintangan..</span><br />
<span class="textexposedshow">Satu yang siap mengulur tangan, saudara..</span><br />
<br />
<span class="textexposedshow">Bahwa tempat yang paling nyaman adalah rumah dan
persinggahan yang paling indah adalah keluarga..</span><br />
<span class="textexposedshow">Ana Uhibbukum Fillah Yaa Ummi, Abi wa Akhi..!</span></span></span><o:p></o:p></div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-11576738436122143602013-06-07T20:34:00.002-07:002013-06-07T20:35:03.738-07:00Semangatin DiriMengintip fajar di balik bukit..<br />
Terlihat terhimpit, terjepit..<br />
<br />
Dari kebun terpetik setangkai wangi mawar merah..<br />
Yang baru saja terbangun dari kuncup, rekah..<br />
<br />
Owh, ternyata mentari bukannya malu..<br />
Hanya saja ia sedang kelu..<br />
<br />
Lihatlah, walau bumi gelap..<br />
Tapi bukannya jadi senyap..<br />
<br />
SEMANGAT!eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-10057223171646880142013-05-25T05:34:00.001-07:002013-05-25T05:35:08.201-07:00Petualangan Tak Berujung,,Pencarian Jodoh Tak Kreatif Part II (The End)<br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Dan kini, ia telah menemukan
tambatan hatinya. Seorang gadis sholehah (insyaAllah…). Pertama kali sang gadis
melihatnya setelah sekian lama, saat berada di TPS acara pilgub. Tak sengaja
sang gadis melihat ke arah barat, dan di sana ada ia sedang tersenyum (tepatnya
nyengir, soalnya giginya keliatan berjejer rapi) pada sang gadis. Tapi, sang
gadis tetap hirau, ia tak ingin lagi ada apapun dengan dia. Esoknya, ia datang
lagi, menemui sang gadis. Mengetahui bahwa ia sudah menikah, sang gadis
berusaha melunak, lebih mencair dan mencandainya.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
“Cieh, penganten.” Begitu candaan sang gadis.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Ia hanya membalas dengan senyuman
yang terlihat tidak tulus. Mungkin ia takut bahwa yang dirasakan oleh sang
gadis adalah benar adanya. Ia hanya ingin bermain-main saja dengan perasaannya
ke sang gadis waktu dulu itu. Dan sang gadis pun berfikir begitu. Ia memang
benar, ia tak pernah serius. Kini terbukti bahwa ia hanya main-main saja.
Hahahahaa…<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Kini, ia sudah tak pernah lagi
mengganggu baik lewat sms maupun inbox lewat FB, tersenyum lebar dan tak lagi
terlihat grogi saat berhadapan dengan sang gadis. Begitu pun sang gadis, kini
tak lagi cuek, sang gadis melunak, lebih bisa bebas berkomunikasi. Berbicara
biasa selayaknya seorang sahabat, seorang paman dengan ponakannya. Yang tersisa
hanya satu, mukanya selalu memerah setiap kali bertemu sang gadis. Mungkin ia malu,
karena pernah menggoda sang gadis bahkan sampai detik-detik ia akan menikah. Ia
masih berusaha merayu dan itu hanya sebuah candaan yang jauh dari serius.
Akhirnya, petualangannya menemui ujung. Akhirnya ia berani mengambi sikap,
MENIKAH. Semoga ia tak lagi berpetualang setelahnya, apalagi dengan cara-cara
yang tak kreatif, kuno, dan basi.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Sementara itu, sang gadis kini
berbahagia dengan kebebasannya itu. Bebas dari gangguannya yang kadang terasa
humoris, tak jarang bikin hati miris. Ya, sang gadis kini bahagia karena sudah
tak perlu lagi canggung ketika bertemu dan ngobrol dengannya. Hati sang gadis
sudah kembali normal, tak perlu lagi memikirkan ancang-ancang untuk melarikan
diri saat ketemu di jalan. Tak usah repot-repot kabur jika ia datang berkunjung
ke rumah sang gadis.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
“Selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga
SAMARA.” Doa sang gadis untuknya. Sang gadis yang sangat beruntung, bahagia
pada akhirnya.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
The End<o:p></o:p></div>
<span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 115%;">O;)</span>eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-14161420170351751912013-05-15T01:52:00.000-07:002013-05-15T01:52:36.367-07:00Kemesraan yang Buram<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Senja ini langit nampak sedikit sendu, ada sedikit awan hitam yang menganggu birunya. Background alam ini mengingatkan ku tentang kondisi hati yang sedang terjangkiti rasa. Kecewa dan marah, nama rasa itu. Hmm, haruskah seperti ini takdir hidup yang mengelilingi? Ku rasa itu bukan takdir, hanya sebuah nasib yang terlambat ku ubah. Terlambat ku perbaiki, hingga ianya menjelma marah dan kecewa. Pada diri sendiri, walau sempat menyalahkan takdir dan Yang Mengatur segalanya. Astaghfirullah al adzim!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kemesraan itu kini sudah buram, tawa sudah kusut, sudah terinjak, terlempar, berdarah, terluka. Sudah tak ada lagi, menjelma masa lalu. Kenangan, ya hanya itu yang ku punya kini. Bangga? Mungkin iya, karena, paling tidak aku pernah merasakan masa lalu yang sungguh menyenangkan. Bercanda dengan tawa, tangis haru dan keceriaan. Bersahabat dengan harmonisasi hidup. Berkawan dengan cinta dan kasih sayang, dan aku sunggu bangga pernah memilikinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mengapa terjadi? TAKDIR!. Ya, walau awalnya aku tak percaya pada apa yang ku dengar, mendengar berita yang tak pernah dikabarkan.</span></div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-87959901253986986082013-05-11T01:43:00.002-07:002013-05-11T01:45:17.597-07:00Siapa?Menatap seonggok wajah nan teduh, bercengkrama dengan setiap kebaikan, menjauhi segala yang terlarang. Dia wajah yang dirindui setiap ciptaan, dia yang tak mudah goyah dengan cobaan, dia yang bertahan atas hempasan. Apakah kau juga seperti wajah teduh itu, aku pun merindukannya, wajah indah itu, yang tak pernah ku pandang, yang tak tau di mana berada, yang ku yakini pun sedang merasakan yang sama. Semoga benar kau memang begitu. Memiliki wajah teduh untuk meneduhkanku yang sungguh sangat keruh ini.eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-15353975096991166862013-02-26T20:28:00.003-08:002013-03-16T20:47:25.452-07:00Puisi-puisian Versi Galau<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><b style="background-color: #ead1dc;">Kicauan Senja</b></span><br />
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Sesak tak mau pergi..</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Menjadi-jadi tak henti..</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Jenuh bergemuruh..</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Penat meriuh..</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Salahkah hati..</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Semakin menanti..</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Ini tentang keinginan..</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Bukan Kebutuhan..</span><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><br style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Salahkah hati..<br />Terlalu mengingini..<br />Walau kata Tuhan..<br />Kebutuhan diutamakan..<br /><br />Ini hanya sebuah ingin..<br />Bukan kebutuhan..<br />Walau hati tahu..<br />Tuhan takkan pernah mau..</span></span><br />
<span style="background-color: #ead1dc;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;"><b>Celoteh Pagi</b></span></span></span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: #ead1dc; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Jejakku hilang..<br />Ditelan ilalang..<br />Jalanku temui buntu..<br />Berbatu..<br /><br />Cita terhenti sejenak..<br />Memutar otak..<br />Ia menang dan aku kalah..<br />Aku sudah lelah..</span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: #ead1dc; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /><span class="text_exposed_show" style="display: inline;">Ku sudah tak kuasa hati..<br />Biarkan dulu sendiri..<br />Jangan mengganggu..<br />Aku sedang terpaku..<br /><br />Jangan bertanya..<br />Jangan cengkrama..<br />Simpan saja ceramahmu..<br />Aku sedang termangu..<br /><br />Kau pikir hebat dirimu..<br />Jangan sekali-sekali begitu..<br />Aku tengah kehilangan..<br />Bisa kan kau tenangkan..<br /><br />Ah, kurasa TIDAK..<br />Sekalipun kau bertindak..<br />Aku tak kan terkesiap..<br />Sekalipun kau, malaikat tanpa sayap..</span></span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: #ead1dc; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><br /></span></span>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"></span></span><br />
<div role="article" style="font-size: 11px; line-height: 14px;">
<div class="_1x1" style="padding: 10px 0px 15px;">
<div class="userContentWrapper">
<div class="_wk" style="font-size: 13px; line-height: 18px;">
<div class="text_exposed_root text_exposed" style="display: inline;">
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><b style="background-color: #ead1dc;">Tinggallah kau seorang saudariku, yang lain minggat</b></span></span></div>
</div>
<div class="_wk" style="font-size: 13px; line-height: 18px;">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_512d8e332f9041d94893069" style="display: inline;">
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><span style="background-color: #ead1dc;">Sang Kuasa..<br />Telah Berkehendak..<br />Ku tak mampu mengelak..<br />Satu.. Dua.. Tiga.. Empat.. Lima..<br /><br />Telah tumbang..<br />Tergulung gelombang..<br />Tercerai berai..<br />Sulit terlerai..</span></span></span><br />
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><span style="background-color: #ead1dc;"><br /></span></span></span>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><span style="background-color: #ead1dc;">Aku bukan karang..<br />Hanya makhluk tak bercangkang..<br />Sedih tersengal..<br />Rapuh tertinggal..<br /><br />Dan kini tertinggal satu..<br />Yang masih setia satu rindu..<br />Kian mantap berpadu dengan indah..<br />Tuk sebuah kisah bernama ukhuwah..</span></span></span></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-2663892300185166102013-02-14T20:57:00.002-08:002013-02-14T21:07:42.395-08:00GAUL, NGGAK MESTI JADI PENGEKOR KAN!!!<span style="font-family: inherit; text-align: justify;">24 Januari 2009</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">@ MBS</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Berbicara tentang budaya, sepertinya
tidak akan ada habisnya. Apalagi sekarang ini, budaya yang telah ada pada suatu
daerah tertentu di Indonesia seakan berubah mengikuti perubahan zaman. Budaya
sebagai sebuah ciri khas suatu bangsa, sebagai suatu adat istiadat sudah tidak
dianggap lagi bahkan sudah hilang dari jiwa para pemiliknya, khususnya para
pemuda yang telah terkontaminasi oleh kebiasaan orang-orang “barat” yang
notabenenya sangat tidak cocok bagi kita, bangsa Indonesia. Perubahan adat
istiadat akibat ketidakpahaman kita dalam menghadapi adat istiadat “transferan”
dari luar negeri, telah mengubah tingkah laku dan pergaulan remaja Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pergaulan di Indonesia saat ini bisa
dikatakan sudah melebihi tipe pergaulan di Negara asalnya, dimana tipe
pergaulan itu diproduksi dengan sangat “indah”nya dan kemudian di ekspor ke
Negara-negara yang kebanyakan memiliki bangsa yang lemah. Lemah fisik dan
tentunya lemah iman, termasuk Indonesia. Pergaulan di Negara kita saat ini
sudah sangat parah, seperti yang kita lihat dalam berita. Banyak pemuda yang
harus “dipingit” dalam lembaga permasyarakatan berbulan-bulan bahkan hingga menemui
ajal didalam sana, akibat mengkonsumsi barang-barang haram. Kemudian banyak
ditemukan tempat-tempat Praktik aborsi, pelakunya mulai dari dokter ahli hingga
dukun-dukun aborsi lainnya. Kebanyakan yang melakukan aborsi tersebut berumur
antara 15-19 tahun. Itulah sebagian akibat dari pergaulan yang sudah sangat
bebas, tanpa pengawasan orang tua dan tanpa pengendalian diri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Na’uzubillahi min dzalik.., itulah
kenyataan yang kita hadapi sekarang ini. Ketika para remaja seumuran kita
menjadi perusak masa depannya sendiri, ketika para pemuda telah berani menjadi
pembunuh atas dirinya, orangtuanya, dan bahkan terhadap janin tak berdosa
sekalipun. Kita sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama islam,
seharusnya tidak terpengaruh dan tidak menjadi pengekor. Bukankah telah
dijelaskan dalam Al-quran bahwa Jin dan manusia tidak diciptakan melainkan hanya
untuk beribadah kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Bukankah Allah juga
menjadikan kita, manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini. Oleh karena itu,
sudah semestinya kita menjaga dan melestarikan bumi dan isinya, bukan malah
menghancurkannya dengan membuat kerusakaan dan keonaran di sana sini. Bukan
malah merusak diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, sehingga dapat
merugikan diri sendiri dan orang lain. Melainkan, kita harus mengubah diri
menjadi lebih baik dan dalam hal ini sikap sangat berperan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Menurut manajemen IBM kualitas manusia
ditentukan oleh 90% sikapnya (attitude) dalam menghadapi masalah. Sedangkan
sisanya 10% ditentukan oleh kemampuan ilmunya (knowledge). Artinya, penyelesaian
masalah seringkali diawali dari sikap hidup yang benar dan tepat dalam
menghadapi suatu peristiwa. Dan momen tahun baru dapat menjadi langkah awal
untuk hijrah kepada hidup yang lebih baik, hidup yang sesuai tuntunan islam,
bukan hidup yang sesuai dengan aturan pergaulan orang lain. Jangan sampai kita
terpuruk karena adanya peristiwa atau kesalahan yang pernah kita lakukan.
Sikapi masalah dengan benar dan tepat, nasi yang telah menjadi bubur akan
menjadi bubur ayam yang lezat jika ditambahkan ayam goreng, bawang goreng, dan
sedikit krupuk. Jika sudah terlanjur basah, ambil sabun dan sampoan saja biar
bersih sekalian. Dosa adalah hal lumrah bagi manusia, tidak ada yang sempurna
selain Allah, tuhan yang maha sempurna dan maha pengampun. Dosa pasti terampuni
jika kita mau bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya, insyaAllah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Wallahu a’lam bishowab..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: inherit;">Dari Berbagai Sumber</span></div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-54889634502960953642013-01-20T06:00:00.000-08:002013-01-20T06:02:36.590-08:00Tertawalah Sebelum Gigi Loe Ompong!<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">"Kita hidup di dunia
bukan melulu seneng ato melulu sedih Han. Elu kudu ngarti itu, kadang kita di
bawah kadang di atas, kadang dapet anugrah eeh kadang dapet musibah.” emaq gue
ngejelasin panjang lebar ke gue tentang kehidupan. Gue rada lega waktu emaq gue
diem. Gue kira emaq gue bakalan </span><i style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">stop</i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
ngomong dan ngebiarin gue istirahat. Ehh… </span><i style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">be
continue</i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ya ini, kayak hari
eni, lo lagi dapet musibah. Ditabrak ame orang nyang kagak betanggung jawab.
Elu ditinggal gitu aja. Tong… tong…, malang bener dah nasib lu. Hiks..”. Emaq
nangis sampe sesenggukkan ngeliat gue terkapar nggak berdaya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Emaq adalah
satu-satunya keluarga gue yang masih ada dan gue adalah satu-satunya anak emaq
yang masih hidup. Gue sebenernya bungsu dari 3 bersaudara. Kakak pertama gue cewek,
namanya Nita. Kata emaq, mpok Nita waktu umur 5 tahun, meninggal lantaran nelen
permen karet. Kok bisa?, gue heran. Terus gue tanya emaq,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“emang mpok Nita nelen
permen karetnya berapa biji maq?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Satu toples.” Emaq
jawab pertanyaan gue sambil muncrat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Satu toples?. Terang
aja meninggal, nelen permen karet kagak tanggung-tanggung. Emang sih, menurut
cerita emaq, mpok Nita seneng banget makan permen. Permen apa aja kalau disodorin
depan mukanya, pasti abis. Ajaibnya, mpok Nita kagak pake ngemut atau ngunyah
dulu, langsung ditelen gitu aja. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kakak kedua gue cowok.
Babe ngasi nama abang gue ini, Herman. Kata babe, Herman itu singkatan dari
Hero Man. Babe ngasi nama itu dengan tujuan agar abang gue ini kuat dan gagah
kayak jagoan-jagoan barat yang suka nolongin orang gitu. Tapi, cita-cita babe
nggak kesampean. Bang Herman meninggal diusia 10 tahun, lantaran kekurangan
gizi. Emang waktu ngelahirin bang Herman, keadaan ekonomi keluarga gue lagi
nggak karuan. Karena itu, kebutuhan gizi emaq dan bang Herman tidak terpenuhi
dengan maksimal. Beruntung waktu ngandung gue, keadaan ekonomi keluarga meningkat.
Jadi, gue terlahir sehat dan kuat. Mungkin karena itu, gue jadi satu-satunya
anak emaq dan babe yang masih bertahan sampe detik ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jadi teringat masa
lalu, gue jadi ingat babe juga, yang baru dua tahun lalu ninggalin gue dan
emaq. Babe kena serangan jantung, kayak penyakitnya orang-orang gedong gitu.
Nggak ada yang tau beliau meninggal, malam itu malam jumat, gue dan emaq habis
dari rumah engkong. Emaq yang duluan masuk dan menemukan tubuh babe yang udah
kaku, teriak kenceeeng banget, sampe-sampe kambing tetangga sebelah ikutan
teriak saking kagetnya. Gue buru-buru masuk menghampiri beliau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Nape maq?, ade maling
ya maq? Mana malingnya? Mana mana?” saking paniknya, gue kira ada maling.
Sambil ngeluarin jurus silat, gue nanya sama emaq. Eeeh, teriakan emaq malah
makin kenceng. Kali ini disertai sama isak tangis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Babe elu Han. Babe
elu…” emaq nggak bisa ngomong selain itu, saking kagetnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Babe… Be…” Gue juga
jadi ikutan teriak ngeliat babe gue yang udah nggak ada nafas lagi. Sekarang
gue tinggal berdua aja sama emaq di kampung ni. Mungkin karena itu emaq takut
banget kehilangan gue, apalagi kalau gue kena musibah kayak gini. Pasti dia
langsung nangis sesenggukkan, takut kejadian yang nimpa kedua kakak gue bakal
kejadian juga ama gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Semalam gue sengaja
tidur lebih awal, abis sholat isya gue langsung tewas. Kapok gue diomelin lagi
sama emaq, gara-gara telat bangun mulu. Alhasil, gue bisa bangun pagi walaupun
bangunnya emang kepagian banget sih. Pasalnya, gue bangun gara-gara si Udin,
tukang adzan di masjid dekat rumah. Dia adzan jam 03.30 dini hari, terang aja
semua orang pada bangun kepagian. Si Jalu, ayam gue aja kalah cepet sama dia. Jalu
sampe ngomel-ngomel gara-gara si Udin ngeduluin dia bangun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Gue ngimpi didatengin
ama kakek-kakek bejubah putih pake kain surban di kepalanya Han. Nah, tu kakek nyuruh
gue bangun cepet-cepet, trus ke masjid dan langsung adzan. Kata beliau, kalau
gue kagak nurutin perintahnya gue bakalan…” cerita Udin tentang mimpi yang
membuat dia ngigau tadi subuh, sampe buat dia adzan kecepetan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Bakalan apa Din?” gue
jadi penasaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Bakalan… diketok pal
ague pake tongkat ajaibnya. Dan lu tau Han, waktu gue bangun setelah mimpi itu.
Ternyata mimpi gue jadi kenyataan, gue didatengin ama kakek-kakek. Tapi, ni
kakek beda ama yang ada di mimpi gue. tu kakek emang sama-sama pake jubah. Tapi
yang nyata ni, jubahnya kumel Han. Tu kakek keliatannya marah, matanya merah
dan dia ngeliatin gue sambil bawa palu ditangan. Siap mau ketok pala gue.” Udin
melanjutkan ceritanya dengan serius.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Trus trus” gue jadi
nggak sabaran dengerin ending ceritanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Trus, gue perhatiin
dah tu kakek. Gue perhatiin bener-bener. Gue kucek-kucek mata gue biar lebih
jelas. Ternyata Han, dia itu…” Udin menggantung ceritanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Dia itu siapa Din?”
bener-bener gue dibikin penasaran sama si Udin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Dia itu.. kakek gue.
Lo pan tau kakek gue rada-rada gini..” Tutur Udin sambil menyilangkan telunjuk
kanannya di dahi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Dia mau mukulin gue
pake palu Han. Terang aja gue lari terbirit-birit ke masjid. Gue langsung
adzan, niatnya sih biar warga pada bangun nulungin gue, gitu Han.” lanjut Udin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aaa, Haahaahaahaa”
tawa gue meledak, gigi gue yang indah jadi kelihatan, berjejer rapih. Udin
udin…, dia orang pertama yang bikin gue ketawa sampe keliatan gigi lagi setelah
2 tahun ini. Ya, sejak babe gue meninggal, gue jarang banget ketawa, kalau ada
yang lucu, paling Cuma senyam senyumaja, sampe bikin keki orang-orang yang
ngelawak depan gue. maafin Farhan yee saudare-saudare. Udin nyang pertame. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pukul 07.00 teng gue
berangkat. <i>Asyik, hari ni gue nggak telat
deh, nggak kuliah di luar kelas lagi…Hahaha!</i> Batin gue. Seperti biasa, gue ke
kampus sama si biru, motor matic yang bakal lunas 2 bulan lagi. Tapi, kok hari
ini sepi banget. Gue nengok kiri kanan, nggak seperti biasanya, nggak ada
bapak-bapak yang berdasi, anak-anak sekolah pake topi, dan teman-teman
seperjuangan di bangku kuliah. Ada apa ini?. Masih tengak-tengok kiri kanan,
saking asyiknya keheranan, gue nggak lihat di depan gue ada mobil dengan
kecepatan tinggi melaju. Mungkin karena merasa jalanan punya nenek moyangnya, jadi
gitu ngelihat jalanan sepi, tu orang maen ngebut aja. Dan, bruuuuk!. Gelap, gue
nggak bisa inget apa-apa lagi. Pingsan!.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Hari
minggu kelabu, gue ditabrak sama orang yang nggak bertanggung jawab. Eeh, hari
minggu?. Ohh Tuhan, ternyata hari ini hari minggu, libur. Pantesan aja jalanan sepi.
Betapa bodohnya gue, dan sekarang, gue harus nerima keadaan bahwa kegantengan
gue sudah memudar lantaran gigi gue rontok karena kecelakaan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Seminggu
sudah kecelakan yang menewaskan 7 gigi gue itu lewat. Gue baru sadar, ternyata
gigi gue tinggal 4. Hee, kayak lagu saja. Aah, gigi gue!.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Door” Ria membuyarkan lamunan gue, padahal gue lagi
ngayalin gigi gue balik lagi gitu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Gue
sama Ria baru ketemu lagi di kampus, setelah seminggu nggak kuliah. Kita berdua
lagi duduk-duduk di taman kampus, lagi asyik-asyiknya ngobrol,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Eeh, Ri, bau apa ni?.
Uweeek, busuk banget dah” gue tiba-tiba nyium bau busuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Heehee… gue kentut
Han. Lagi masuk angin gue, sorry yee” Ria cengengesan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Baru aja gue mau ngakak
denger pengakuan Ria, tiba-tiba dengan bangga dan senang hati dia ngingetin
gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Eeeh,jangan
nyengir. Elo ga lupa kan!" protes ria ke gue.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Sorry,gue
lupa kalo gigi gue... udah almarhum” bisik gue ditelinga ria.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="background-color: #ead1dc; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untung
saja hanya ada gue sama ria di tempat itu. Aaah, gue rindu gigi gue!<span style="color: #333333;">.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-24581783837128338792013-01-18T18:03:00.001-08:002013-01-18T18:09:39.088-08:00Tentang Hujan<br />
<div class="mbl notesBlogText clearfix" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 20px; padding: 15px 15px 0px; word-wrap: break-word; zoom: 1;">
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 1.5em;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;">8 Des'12</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;">22:01</span><br />
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;"><br /></span>
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;">Hujan. Malam ini ia turun deras sekali. Ditemani cahaya kilat bak lampu berkelip dilangit. Sebagai pengganti bintang, mungkin. Penerang langit malam, yang semakin kelam berkat sang awan hitam. Setelah kilatan kilat itu, terdengar gemuruh petir, kedengaran seperti letusan-letusan meriam saja. Mmm, angin yang tadinya sejuk berubah menjadi seperti pintu lemari es yang sedang dibuka. Dingiiiin, menusuk tulang. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-p-QX4Mld9gE/UPn6aKJNN3I/AAAAAAAAAGY/x7qKxkTaGXg/s1600/hujan-di-bulan-juni.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: #ead1dc; color: black;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-p-QX4Mld9gE/UPn6aKJNN3I/AAAAAAAAAGY/x7qKxkTaGXg/s320/hujan-di-bulan-juni.jpg" width="241" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Tentang hujan, banyak yang menyukainya. Tak jarang juga yang takut kala ianya turun. Yang pasti, bagiku hujan itu selalu datang atas izin Tuhannya, tertitah untuk memenuhi kebutuhan makhluk Allah yang memang membutuhkannya. Hujan, kadang aku sangat mengharapkannya. Kadang kuingin ia tak usah turun saja. Aaah, hujan. Banyak sekali kisah yang tercipta saat ia turun. Kisah dekapan hangat bunda tuk anaknya karena kedinginan oleh hujan. Kisah para pengguna jalan yang coba menghindari serangannya ketika ia turun tak kenal waktu dijalanan. Kisah sepasang suami istri yang bercerita tentang ia dan suami yang bertengkar saat hujan di masa lalu. Kisah tragis, sedih, lucu tercipta saat hujan.</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;">Hujan, mengingatkanku tentang banyak hal. Tentang kebersamaan di MBS dalam dekapan hangat ukhuwah. Teringat suara istighfar dari mulut seorang saudari yang begitu takut melihat kilat dan mendengar petir. Hmm, bercerita kesana kemari tak karuan. Menghangatkan tubuh dengan saling merapat, membaca Firman Allah, al ma'tsurat tuk sekedar mengalihkan perhatian dari petir. Ukhuwah yang indah saat hujan lebat itu aku alami beberapa tahun lalu di MBS. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-q2AXPPegCU0/UPn59Q9C02I/AAAAAAAAAGQ/aU1dlK8p-pI/s1600/hujan-1.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: #ead1dc; color: black;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-q2AXPPegCU0/UPn59Q9C02I/AAAAAAAAAGQ/aU1dlK8p-pI/s1600/hujan-1.gif" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;">Peristiwa kala hujan yang terlintas dalam ingatanku yang lainnya, adalah musibah yang dialami seorang pegawai bersepeda motor scoopy. Aku ingat betul, hari itu, selasa siang, hujan lebaaaat sekali. Karena terlalu lebat, aku dan babe memutuskan tuk berteduh saja di salah satu masjid tepi jalan di daerah ampenan. Lama kami singgah di sana, hingga akhirnya hujan reda. Kami melanjutkan perjalanan, sampai tikungan bawah jembatan meninting. Tiba-tiba motor yang kutumpangi rasanya berjalan agak lambat. Ada apa gerangan?. Ternyata di depan ada sebuah sepeda motor berwarna pink, bermerk scoopy sedang tergeletak begitu saja. Masih lumayan utuh, hanya ada sedikit pecahan-pecahan kecil beling. Kurasa itu pecahan kaya spion motor pink itu, di dekat stangnya kulihat sepatu pantopel, hanya sebelah. Agak jauh dari motor, helm tergeletak tak dipedulikan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-F0m4Dnhosrg/UPn6xkJS_KI/AAAAAAAAAGg/NgkTzc0XTws/s1600/jas-hujan-batman-cartoon+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><span style="background-color: #ead1dc; color: black;"><img border="0" height="188" src="http://3.bp.blogspot.com/-F0m4Dnhosrg/UPn6xkJS_KI/AAAAAAAAAGg/NgkTzc0XTws/s200/jas-hujan-batman-cartoon+%25281%2529.jpg" width="200" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Sepi, tak ada orang, seperti tak terjadi apa-apa. Ku pikir, korban kecelakan sudah dibawa ke rumah sakit tuk diselamatkan. Kami terus aja melaju, dibelakang banyak yang mengantri ingin lewat. Di depan ada sebuah mobil pickup terparkir tak berpenghuni. Dari arah kiri warga mulai berlarian, ke arah mobil itu. Mataku mengekor seorang mas-mas yang membungkukkan badannya. Ia melihat ke kolong mobil. Dan saat melintasi mobil, Ya Allah, aku melihat sebuah tangan. Itu tangan seorang pria dengan seragam pegawai negeri. Aku lihat sekilas, tubuhnya seperti terlipat dua, seperti lipatan baju. Tangannya tampak berayun, ada lumuran darah segar disana. Ya Allah, naas sekali batinku. Iiih, rasanya dadaku berdgup kencang. Pengen mual dan pusing. Rabb, baru pertama kali aku melihat langsung peristiwa mengenaskan seperti hari itu. Dan ia terjadi saat hujan.</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Hujan, kadang menyenagkan. Bermain bersama teman-teman, menikmati masa kecil penuh keceriaan dibawah guyuran hujan.</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ead1dc; line-height: 1.5em;">Hujan hujan, sungguh banyak kisah indah pun bermusibah tercipta saat hadirmu.</span></div>
</div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-72585508578777972262012-12-13T08:17:00.000-08:002012-12-13T08:19:39.982-08:00U're My Everything Emaq!<div style="text-align: justify;">
Sabtu, 22 Januari 2011</div>
<div style="text-align: justify;">
Posko KKN (POLINDES)</div>
<div style="text-align: justify;">
Perian, Montong Gading, LoTim</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-LILGLorVuG0/UMn-dWxTpRI/AAAAAAAAAF8/9_THAgBwqP8/s1600/kasih+ibu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-LILGLorVuG0/UMn-dWxTpRI/AAAAAAAAAF8/9_THAgBwqP8/s320/kasih+ibu.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Kulihat ia benar-benar bertaruh nyawa, antara hidup dan mati. Sang ayah yang setia menunggui istrinya itu, menggigit bibir. Ia kesakitan, lengannya diremas oleh sang istri. Sakit, teramat sakit. Bahkan air mata yang terus menderas dari matanya itu tak mampu mengurangi rasa sakitnya. Kudengar jeritannya sekali lagi, keadaan tambah diperparah dengan perkataan mbak bidan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Astaghfirullah, susah La. Ibunya gak kuat ngeden. Ayoo bu kita coba lagi yaa."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya meringis, ikut merasakan sakit yang ibu muda itu rasakan. Keluarga yang menemani pun tak kuasa menahan air mata. Ia merasakan apa yang dirasakan saudaranya. Pasti sangat sakit, mungkin begitu pikirnya. Ia tau karena ia sudah pernah merasakan sakitnya melahirkan. Hingga akhirnya, suara khas bayi baru lahir itu menyejukkan hati. Ia sudah terlahir, mbak bidan dengan tangkas memotong tali pusat, lalu menimbang sang bayi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Alhamdulillah, anaknya laki-laki bu." Senyum mbak bidan diikuti sumringah wajahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sehat bu bidan?" Tanya sang ibu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku langsung menjawab pertanyaan yang sebenarnya bukan untukku itu, karena sang ibu melihat padaku saat melontarkan pertanyaan itu. Entahlah, mungkin ia mengira aku anggota bidan magang di polindes itu. Hee, tapi tak mengapa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Alhamdulillah bu, anaknya sehat. Ga kurang satu apapun." Jawabku, sudah seperti bidan saja. Hee</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sang mujahidah terlihat begitu bahagia ketika mengetahui kenyataan bahwa anaknya lahir dengan fisik yang sempurna, setelah beberapa jam berjuang menahan kesakitan. Kulihat senyum bahagia, di atas rasa sakit, ditengah peluh keletihannya. Subhannallah!, tak henti ia mengucap syukur, dipeluknya ayah sang bayi, suaminya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Alhamdulillah. Yang penting anak kita lahir sehat dan sempurna." Lirihnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia menangis lagi. Kali ini adalah tangis bahagia, haru dan syukur. Anaknya telah lahir dengan sempurna, seperti yang ia harapkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keajaiban yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya akan aku temukan. Melihat sesosok anak manusia lahir dari rahim seorang ibu. Otak dan hatiku menyatukan pendapat, inilah yang dirasakan ibuku ketika aku terlahir melalui rahimnya. Begitu besar perjuangan mereka, para wanita-wanita tangguh yang telah kau pilih menjadi seorang mujahidah sejati. Wanita yang tak pernah lelah, walau sebenarnya ia merasa bosan. Tak pernah menyerah, walau sebenarnya ia merasa kalah. Tak pernah mengeluh, walaupun ia merasa lemah. Ia yang menguatkan ketika rapuh dan menyemangati kita merasa lemah. Ia yang sehari-hari kita sebut Ibu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rabb, sungguh besar cinta MU kepada kami. Dengan kasih sayang MU, kau tuntun dan tunjukkan kepada kami kebesaran MU. Alhamdulillah ku tak terhingga tuk pengalaman luar biasa ini. Lindungi dan sayangi orang tua kami, sebagaimana mereka mencintai dan merawat kami sejak kecil. Aamiiiiin..!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-36375056626435273462012-12-11T21:42:00.002-08:002012-12-11T22:02:04.448-08:00Seperti Pelangi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-g1wQDYuWmrw/UMgYEr-cbhI/AAAAAAAAAFs/k9beR-AwuY8/s1600/Foto1043.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; float: left; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: #ead1dc; color: black;"><img border="0" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/-g1wQDYuWmrw/UMgYEr-cbhI/AAAAAAAAAFs/k9beR-AwuY8/s200/Foto1043.jpg" width="150" /></span></a></div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; text-align: justify;">Pelangi pelangi alangkah indahnya..</span><span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; text-align: justify;"> </span></span><br />
<div class="mbl notesBlogText clearfix" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 20px; word-wrap: break-word; zoom: 1;">
<div style="text-align: justify;">
<div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Merah kuning hijau dilangit yang biru..</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Pelukismu agung siapa gerangan..</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Pelangi pelangi ciptaan Tuhan..</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div>
<span style="line-height: 1.5em;"><span style="background-color: #ead1dc;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Sebait lagu berjudul pelangi ini pasti mengingatkan keceriaan masa kecil. Bersahabat, bermain dan bercanda bersama. Seperti lirik lagu di atas, merah kuning hijau dilangit yang biru. Indah, ceria, dan berwarna warni.</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div>
<span style="line-height: 1.5em;"><span style="background-color: #ead1dc;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Pelangi mengandung banyak sekali filosofi. Pelangi selalu hadir setelah gerimis, menunjukkan bahwa setelah ada kesedihan akan selalu diikuti dengan kebahagiaan, keceriaan yang berwarna-warni, seperti warna-warni pelangi.</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div>
<span style="line-height: 1.5em;"><span style="background-color: #ead1dc;"><br /></span></span></div>
<div>
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-1VRTSznvmUo/UMgX_cmHsII/AAAAAAAAAFk/P-PpPU16kCs/s1600/Foto1042.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><span style="background-color: #ead1dc; color: black;"><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-1VRTSznvmUo/UMgX_cmHsII/AAAAAAAAAFk/P-PpPU16kCs/s320/Foto1042.jpg" width="320" /></span></a></div>
<div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Bahwa pelangi memiliki banyak warna, tak hanya sejumlah yang disebutkan dalam syair lagu di atas. Lebih banyak lagi, ia terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Ada tujuh warna yang sering disingkat mejikuhibiniu. Yaps, warna-warni yang berbeda itu ternyata bisa menciptakan sesuatu yang indah bernama pelangi, setelah mereka bersinergi, menyatukan diri. Seperti halnya dalam hidup, kita harusnya seperti pelangi, walau berbeda, tapi bisa bekerja sama demi terciptanya kedamaian dan keindahan dalam dunia. Ya, harusnya bisa seperti itu.</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div>
<span style="line-height: 1.5em;"><span style="background-color: #ead1dc;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Pelangi itu cantik, indah dipandang mata. Seperti pribadi manusia beriman, seharusnya cantik seperti pelangi. Datangnya sangat diharapkan dan ditunggu-tunggu. Dan walaupun datang sekejap, tapi sangat berarti dan lama sekali kan tersimpan dalam ingatan.</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div>
<span style="line-height: 1.5em;"><span style="background-color: #ead1dc;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Pelangi adalah hadiah indah yang hadir setelah hujan. Seperti hadiah cantik yang diperoleh manusia jika ia bisa melewati ujian Tuhan dengan kesabaran.</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div>
<span style="line-height: 1.5em;"><span style="background-color: #ead1dc;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Pelangi, indah kau tercipta. Sebagai kabar gembira atas kesabarn mentari menunggu hujan reda.</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div>
<span style="background-color: #ead1dc;"><span style="line-height: 1.5em;">Seperti pelangi, warnai hidup, berbagi keceriaan dengan warna warni indahnya.</span><span style="line-height: 1.5em;"> </span></span></div>
<div>
<span style="line-height: 1.5em;"><span style="background-color: #ead1dc;">^^</span></span></div>
<div>
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-g1wQDYuWmrw/UMgYEr-cbhI/AAAAAAAAAFs/k9beR-AwuY8/s1600/Foto1043.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; float: left; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><span style="background-color: #ead1dc; color: black;"><br /></span></a></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; text-align: justify;">
</div>
</div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-91406882001258212452012-12-10T22:38:00.000-08:002012-12-10T22:50:28.637-08:00Seperti Bunga Mawar, Secantik Bidadari Syurga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-DYx6uU8MtP8/UMbLpCdZNvI/AAAAAAAAAFU/AkOg9GnPSmw/s1600/01122012496_%E5%89%AF%E6%9C%AC.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-DYx6uU8MtP8/UMbLpCdZNvI/AAAAAAAAAFU/AkOg9GnPSmw/s200/01122012496_%E5%89%AF%E6%9C%AC.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentang harapan seorang ibu kepada putri-putri yang ia kasihi. Berfilosofi tentang wanita. Bukankah kita semua tau, wanita adalah makhluk mulia yang sangat dimuliakan oleh islam. Bahkan sejak kelahirannya di muka bumi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wanita itu adalah ia yang ditakuti oleh raja zholim di zaman Nabi dahulu. Hingga ia mengubur hidup-hidup para makhluk mulia itu, karena ia satu-satunya makhluk yang dapat melahirkan pria-pria hebat yang akan mengancam kepemimpinannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wanita itu adalah ia yang kuat membawa berkilo-kilo bayi di dalam perutnya selama 9 bulan 10 hari. Wanita itu, ia yang berjihad antara hidup dan mati saat melahirkan anak-anaknya. Wanita itu adalah ia yang berperan dibalik keberhasilan pria. Wanita itu, yang di bawah telapak kakinya terletak surga. Wanita itu, ia yang di atas ridhonya, terdapat ridho ALLAH. Karena itulah, ia menjadi sangat mulia. Karena wanita adalah makhluk luar biasa. Ia makhluk terhormat yang memiliki harga diri tinggi. Sebagai pejuang, penyemangat, dan dan penyelamat bagi keluarganya. Insya ALLAH.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wanita ibarat sebuah bunga. Sungguh dikagumi keindahan kelopaknya, harum baunya dan menyimpan sesuatu yang manis di dalamnya, madu. Tapi, ia sangat lemah, tangkainya mudah patah, tak jarang ia malah dipetik sembarang orang. Ia tergoda untuk merayu sang kumbang datang menghampirinya. Ia juga seringkali terlalu mudah terayu sang kumbang. Wanita, pesonanya memang mampu mengalahkan keimanan adam. Adam terayu syaitan karena hawa. Itu salah satu bukti kuat pesonanya. Bukti lainnya, kau ingat anak-anak lelaki adam yang sampai saling bunuh demi seorang wanita?. Ya, sekali lagi kukatakan, keindahannya memang sangat menggoda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wanita! Sadar atau tidak, hidup adalah pilihan. ALLAH sudah persiapkan semua yang kita butuhkan untuk memilih. Tinggal kita putuskan, memilih menjadi bunga seperti apa. Bunga tepi jalankah atau bunga indah yang akar-akarnya tertancap rapi di dalam pot, terawat dengan baik, dan tak mudah di petik sembarang orang?. Pilihlah menjadi seperti bunga mawar. Cantik, wangi, dan tak mudah dipetik sembarang orang. Karena ia memiliki duri yang melindunginya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wanita, percantiklah diri dengan cara-cara syar'i. Jaga harga diri dan kehormatan. Semoga kita semua bergelar wanita sholihah, membuat cemburu bidadari surga. Aamiin!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wallahu a'lam bishowab..</div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-79167167209812785752012-11-25T01:55:00.003-08:002012-11-25T01:57:27.662-08:00TIDAK!<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Seribu kali pun kau katakan, aku akan
tetap menjawab, TIDAK!. Kau mau protes, silahkan saja. Aku tak akan mencegah. Ini
tentang prinsip, komitmen, dan janji ku kepada NYA”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terdiam, sunyi sesaat. Ia tak
menggaungkan lagi alasannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Bagaimana mungkin aku berkhianat. Demi kau?
TIDAK.” Ku lanjutkan kembali penolakan ku padanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aku hanya ingin memastikan, apakah kau
yang terbaik atau aku harus mencari yang lain. Bukankah ini satu-satunya cara
untuk itu.” Dia mulai lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Hmm. Kau cari saja yang lain, yang bisa
menerima mu dengan cepat!. TIDAK!” Aku tersenyum sinis, memandang sudut
matanya, lalu melengos, pergi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia memanggil ku, dari balik punggung ku,
ku dengar sayup, ia berteriak keras.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aku akan tetap berusaha, akan menunggu
hati mu mengatakan YA!. Tak peduli seberapa lamanya itu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dia memang pandai. Pandai membuat
kata-kata indah, lalu mengatakannya di depanku. Kata-kata indah yang siapapun
wanita yang mendengarnya, menjadi merah pipinya, tersenyum bibirnya, berdesir
kesejukan di hatinya. Mmm, dia memang pandai merayu. Mulutnya terlalu manis,
gombal kata mereka. Ya, dia memang pandai sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dia tak juga menyerah. Semakin mendekatkan
dirinya pada ku, tapi aku tak menginginkan itu. Aku ingin dia pergi saja. Aku takut
dia akan membuat ku mengkhianati Tuhan. Mengingkari janji ku, sekaligus merusak
komitmen ku. Aku hanya takut saja. Ku harap dia mengerti, tapi ternyata tidak. Dia
semakin dan semakin mengejar ku. Aku ingin berlari, tapi ke mana akan
melangkah?.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kalau kau semakin mendekat. Ku pastikan
aku akan semakin menjauh.” Ku katakana itu dengan lantang dan tegas di
hadapannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia tak juga mengerti. Ia seperti idiot,
tuli, dan kali ini lagi-lagi ia bisu. Tak berkata sepatah pun setelah mendengar
aku berkata setegas itu padanya. Mungkin ia tak menyangka, aku yang ia kenal
manut, selam ini yang ia tau lembut, bisa melakukan hal itu padanya. Aku hanya
tak ingin dia merusak keyakinan ku pada keajaiban NYA, pada ketetapan NYA, dan
pada janji-janji pasti NYA. Aku tak ingin berdosa telah menjerumuskannya ke
dalam kubangan dosa. Jika ku berikan apa yang dia inginkan, itu sama saja
dengan mengiyakannya untuk melakukan maksiat. Karena itu, sekali pun dia
memohon. Tetap hanya kata TIDAK yang akan keluar dari mulut ku. Tak akan
berubah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dulu ku kira dia yang akan menjadi teman
seperjuangan dalam hidup. Mengarungi bahtera berdua, melewati ombak yang kan
mencoba mengganggu, meniti tahap demi tahap dengan saling mengingatkan satu
sama lain. Tapi, aku salah. Salah besar, dia merusak sendiri nama baiknya di
hadapan ku, mengotori rasa suci yang telah dianugerahkan Tuhan pada makhluk
NYA. Dia, aku tak suka caranya memaknai rasa itu. Sungguh ingin ku berteriak di
dekat telinganya. Meneriakkan sekali lagi kata penolakan dari ku. TIDAK!.<o:p></o:p></span></div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-36946983917008860932012-11-17T07:57:00.002-08:002012-11-17T07:58:48.941-08:00Sensasi Membaca Buku Pinjaman<div style="text-align: justify;">
Tentang aku yang suka membaca. Kadang rasa suka itu muncul berlebihan, harus punya buku ini. Atau hanya sekedar ingin tau isinya, pinjam dulu lah ke teman. Aku suka membaca buku apa saja, terutama buku dengan jenis font 'Book Antique' dan cover cantik penuh warna warni. Kalau pernah dengar kalimat "Jangan lihat buku dari covernya, tapi lihat isinya", maka aku adalah kebalikannya, "lihat dulu covernya, baru lihat isinya". Aneh!, tapi itulah aku. Hal yang menarik perhatian ku dan sebagian besar penggemar buku, tak bisa dipungkiri pasti covernya, walau banyak juga yang tertarik dengan judulnya. Hee</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dan buku sudah seperti Ballpoint dengan tintanya. Begitu tintanya habis, tempatnya tak langsung dibuang. Aku simpan, di kotak pensil. Jadi kenang-kenangan. Aku suka sekali membaca, tetapi kegemaran itu belum bisa ku penuhi dengan memaksimalkan koleksi buku. Buku yang ku punya masih bisa dihitung dengan jari jumlahnya. Tak banyak, aku lebih suka meminjam dari pada membeli. Aku seringkali tidak suka membaca buku yang ku beli sendiri. Kadang setelah dibeli, baca selembar dua lembar, setelah itu ia dimuseumkan. Kalau sempat, ada waktu luang, baru dibuka lagi dan di baca.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbeda jika aku meminjam, ibarat mengikuti lomba. Membaca buku pinjaman memberi sensasi berbeda, karena seringkali yang memberi pinjaman ngasi deadline buat balikin bukunya. Unik, tapi aku suka. Jadi lebih semangat baca, karena harus cepat-cepat kembaliin bukunya. Itung-itung mempraktekkan metode cepat membaca. Entah itu teman atau perpustakaan, selalu ada deadline pengembalian buku. Tapi, ada sebagian teman yang aku pinjami, bahkan sampai saat ini bukunya masih ada padaku. Saat ku coba konfirmasi, kapan aku harus kembalikan bukunya, mereka malah menjawab 'nanti sajalah' bahkan ada yang lupa bahwa ada bukunya yang aku pinjam dan belum ku kembalikan. Dan satu lagi, buku-buku pinjaman tanpa deadline itu ingin cepat aku kembalikan, karena memang tak pernah kusentuh. Utuh tak terbaca, sama seperti nasib buku-buku yang kubeli. Buku pinjaman lebih asyik dibaca, sensasi bacanya beda daripada membaca buku sendiri.^^</div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-36632097914150560652012-11-15T16:12:00.001-08:002012-11-15T16:14:17.087-08:00Petualangan Tak Berujung,,Pencarian Jodoh Tak Kreatif<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Sebuah kisah...Bisa dibilang true
story,,,tapi terlalu banyak bumbu drama di dalamnya. Kisah 'remaja' dewasa yang
cukup menarik tuk dijadikan pembelajaran...<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
Flash True Story (FTS) Presented to My Sweet Sister... Esti
Alya Quntaz...^^<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Bermula dari keadaan yang dirasa
sudah terlalu rentan, rentan mendapat ejekan atau bahkan mendapatkan malu?,
mungkin. Pasalnya umur telah senja. Mapan, punya pekerjaan tetap, sudah punya
rumah sendiri, dan umur yang sudah lebih dari cukup ternyata tak menjadi
jaminan bahwa waktunya untuk mendapatkan jodoh itu akan segera tiba. Yaa, di
usia senjanya (kagak tau pastinya berapa ta0n) ia tak kunjung beristri, kurasa
petualangan cintanya belum menampakkan ujung yang jelas atau mungkin buntu.
Entah karena apa, bisa jadi karena ia seorang pemilih atau memang tak ada
wanita yang ingin menjatuhkan pilihan kepadanya (hahaay). Ia terus mencari,
katanya mencari yang terbaik, tapi kurasa pengertian mencari yang terbaiknya
itu sama dengan mencari yang ideal (cantek, kaya, sholehah..,,kaleeee_gue sok
tau..hahaha).<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Keadaan itu membuatnya galau,
membuatnya lupa diri, setiap wanita (eeeh,,wanita tertentu aja ding...yang
katanya cantek aja..:p) yang ia temui tak luput dari rayuannya. Parahnya,
setiap kali ia merayu, bahasa rayuannya selalu sama untuk setiap wanita. One
day, ia bertemu dengan seorang gadis, satu kampung dengannya. Mungkin dalam
penglihatannya, neh cewek cakep,,tajer,,baguslah yaa. Melihat gadis itu sudah
beranjak dewasa, ia pun memulai petualangannya, awalnya biasa saja. <o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
“apa nama facebook nya?” ia
bertanya pada sang gadis.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
“mmm, perasaan kita udah berteman, nama fbnya ‘…… …..’
(isilah titik-titik di samping…wkwkwkwkwk,,,ngikik) kan?” sang gadis nanya
balik.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
“owh, yaa. Nanti dah saya liat,
saya kirimin kata-kata mutiara ke wall nya yaa” jawabnya.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
“hahaa,,kata-kata mutiara udah numpuk di wall saya, makasi
ga perlu” kata sang gadis lagi.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
“yaa, kan dari saya belum ada”
jawabnya lagi.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Sang gadis cuma bisa nyengir, geli
dibuatnya. <i>Ngelawak ne orang,</i> batin
sang gadis.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Beberapa hari kemudian, ia mengirim
pesan lewat FB sang gadis. Sang gadis pun membalas setiap pesannya tanpa rasa
curiga, seperti biasanya ia membalas pesan-pesan dari teman-teman FB nya.
Hingga beberapa kali ngobrol lewat FB, sang gadis mulai merasa terganggu. Ia
mulai melancarkan serangan, ia meminta nomer HP sang gadis. Sejak saat itu,
sang gadis tak berani lagi membalas pesannya. Atuuuuuuuuuuuut,,,kikikik. Tapi,
ia tak menyerah, ia terus berjuang. Keesokan harinya, ia datang menemui sang
gadis. Ia seperti meminta penjelasan kepada sang gadis.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
“kok ga bales pesan saya, ga mau ngasi saya nope nya ya,
kalo ga mau bilang aja, tapi jangan di cuekin dong sayanya”.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
“owh,,kapan nginbox?, sibuk saya ga
pernah buka FB lagi” jawab sang gadis singkat<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
“Owh, kemarin. Mana dong nopenya,
minta.”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
“Ga usah dah yaa, saya sudah terlalu banyak fans. Ga cukup
phonebook saya buat nope baru” jawab sang gadis beralasan, sambil nyengir
harimau (ganti kuda, capek kudanya nyengir mulu..Hiii)<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Ketika ngobrol lewat FB, ia juga
sempat bertanya tentang adik sang gadis, mungkin ingin memastikan bahwa yang ia
yakini adalah benar, bahwa adik sang gadis menjalin hubungan dengan temannya.
Sang gadis menjawab apa adanya. Sang gadis menceritakan tentang itu pada
adiknya, dan dari adiknya lah sang gadis mengetahui bagaimana petualangan
cintanya.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Beberapa hari berlalu, ia sering
menemui sang gadis. Tapi, sang gadis selalu cuek padanya (padahal karena ga
berani, tapi sok cool calm down..nyiahaaaa). Hingga tiba pada suatu malam, sang
gadis mendapatkan sebuah sms dengan bahasa yang biasa ia terima dari
teman-teman SMA dan teman-teman kuliahnya. Sebuah sms dengan kata-kata mutiara.
Awalnya sang gadis mengira bahwa itu nope baru temannya, tapi setelah sang
gadis mendapat <i>replay</i> dari
pertanyaannya, sang gadis tak menemukan jawaban pasti. Sang gadis berpikir
sejenak, mencoba menganalisa kira-kira siapa yang punya nope ini, dan
kesimpulan akhirnya, <i>feeling</i> sang
gadis mengatakan bahwa nope itu adalah miliknya. Sang gadis pun buru-buru
menghapus sms yang diterimanya tadi, tak peduli.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Keesokan harinya, ia menemui sang
gadis lagi.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
“saya yang sms tadi malem itu”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
“owh, ta kira siapa, udah si ta
apus semua sms dan nope nya”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
“owh, kenapa?”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
“abis ga mau bilang, ta tanya siapa ini, ehh jawabnya
laen-laen. Oya, dari siapa dapet nope saya?”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
“ada deh, biasa kalo orang ngfans tuh pasti ada aja jalan
ngedapetin nopenya. Tapi, kenapa nope saya di apus?”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
“yaa, ga penting abisnya. Males saya save, ga jelas gitu.”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
“Astaga. Oya dah, yang penting orangnya jelas ada ya. Itu
yang terpenting.”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Begitu kira-kira percakapan sang
gadis dengannya pagi itu. Setelah kejadian itu, ia semakin gencar mengirim sms
pada sang gadis, hampir setiap malam ia mengirim sms, pagi hari juga tak luput
dari sms nya. Tapi, sang gadis sudah sangat ingin menjauh, akibatnya sang gadis
hanya membalas smsnya sekali saja, smsnya di malam kedua setelah ia mendapatkan
nomer HP sang gadis. Tak hanya itu, ia juga gencar mendekati melalui FB. Tapi,
lagi-lagi sang gadis cuek terhadapnya, sudah tak ada harapan lagi (jangan tanya
alasannya pada sang gadis yaa, pasti ga bakalan dapet…hohohohooo). Yang jelas,
sang gadis sangat tidak suka dengan caranya mendekati dirinya. Lagipula, sang
gadis sudah menganggapnya keluarga kandung, menganggapnya sebagai pamannya
(ahahaaaa,,,ngepreeeeeeeeeeeet..). Caranya PDKT sangat tidak kreatif,
menggunakan cara-cara tempo dulu, jayuuuuuus dan ibarat nasi yang didiemin
selama dua hari, basiiiiiiiiiiiiiiiiii..uweeeeeek… Begitulah anggapan sang
gadis, menggunakan rayuan-rayuan tempo doeloe, yang bisa di tebak arahnya
kemana, dan yang paling menyebalkan, ia menggunakan kata-kata macem itu untuk
memikat gadis-gadis lainnya. Ia juga pernah merayu gadis lain di depan sang
gadis. Hahahaa, sang gadis hanya bisa tersenyum (ngakak dalem ati) ketika
melihat kejadian itu. Sungguh terlalu, perjuangan tak berujung, pencarian jodoh
yang sangat tidak kreatif.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
Maybe The End and Maybe To Be Continued…<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
:’D <o:p></o:p></div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-4381038213085097252012-11-13T19:23:00.001-08:002012-11-15T18:10:19.767-08:00GIRL P0WER (Panduan Meningkatkan 3B_Brain, Beauty, Behavior)<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">GIRL
: BEING SPECIAL?<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"> Kenapa
cewek ingin jadi istimewa?. Penting nggak sih pertanyaan itu?. Bisa jadi
penting untuk sebagian orang, karena dengan menjawab pertanyaan tersebut,
mereka dapat menunjukkan bahwa mereka mempunyai alasan yang kuat untuk menjadi
cewek yang istimewa, mereka bisa menjadi pusat perhatian, lebih dihargai dan
yang terpenting bahwa dengan menjadi cewek istimewa, kita bisa mempunyai power
yang lebih untuk memperjuangkan suatu harapan menjadi kenyataan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"> Ada
juga yang merasa bahwa pertanyaan seperti itu sama sekali nggak penting. Karena
bisa jadi mereka tidak terpikir untuk menjadi istimewa. Mereka merasa nyaman
menjadi yang biasa-biasa saja. Tapi, cewek dimana pun berada dan apapun latar
belakangnya pasti menorehkan warna untuk hidup yang dijalani. Tinggal kita
menentukan pilihan, mau menjadi yang biasa-biasa saja atau yang istimewa.
Selanjutnya, barulah kita bisa tanya “kenapa?”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">RATU
DUNIA : CEWEK ISTIMEWA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"> Siapa
yang nggak kenal ajang kelas dunia Miss Universe, yang selalu menghadirkan
sensasi dan juga kontroversi. Miss universe telah terlanjur dianggap sebagai
icon penghasil cewek-cewek kelas dunia karena kecantikan, kecerdasan, dan
perilakunya. Paduan 3B yang sempurna untuk menjadi wanita istimewa!. Tapi,
ajang semacam ini tidak lain hanyalah untuk memperoleh keuntungan semata yang
muncul dari naluri bisnis para businessman New Jersey.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"> Miss
universe menjadi media paling efektif untuk menjual produk mereka. <i>Other words</i>, Miss universe menjadi
etalase bergerak yang bisa menghasilkan keuntungan miliaran dollar bagi
pemiliknya. Nggak lebih dari <i>promotion
gimmick</i> (tipu daya promosi) yang dirancang untuk memikat hati agar konsumen
loyal terhadap produk yang dipajang disepanjang anggota tubuh dan kehidupan
Miss universe setahun penuh. Soal 2B yang lain, yakni Brain dan Bahavior udah
jelas nggak banyak ngaruh. Itu hanya polesan bukan isi. Beauty itu sebenarnya
yang jadi nyawa penyelenggaraan Miss universe, karena siapapun sulit menolak
bahwa wanita cantik akan membuat suatu produk lebih dilirik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Hidup sebagai cewek tajir, cantik,
dan terkenal nggak otomatis bikin kita jadi sosok yang istimewa kalo kita nggak
punya kontribusi apapun bagi hidup orang lain. Untuk jadi cewek yang punya
kontribusi memeperbaiki hidup diri dan orang lain, nggak perlu jadi orang
terkenal dudlu, dan untuk menjadi cewek istimewa sama sekali nggak perlu jadi
ratu dunia dulu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">CANTIK
…CANTIK…CANTIK<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"> Ada
yang bilang cantik itu berkulit putih, mulus dan hidung mancung. Ada lagi yang
menambahkan kalau cantik itu tinggi, seksi, punya rambut lurus hitam menawan.
Yang punya definisi cantik seperti itu sangat dimungkinkan karena terprovokasi
oleh berbagai iklan kecantikan. Padahal, semua iklan nggak lepas dari rekayasa.
Jadi, jangan gampang percaya iklan, kita musti punya jaring sensor yang
sensitif terhadap tayangan iklan. Kita musti jadi cewek <i>smart</i> dalam menilai sebuah produk. Tubuh aman dari berbagai bentuk
eksperimen produk kecantikan dan kantung kita aman dari pemborosan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Cantik itu relatif, u know!. Diabad
ke 15-17, cewek dianggap cantik kalau memiliki pinggul, perut besar dan dada
yang montok. Dulu, tubuh subur pernah menjadi lambang kecantikan. Di cina abad
ke-20, kecantikan dilihat dari besar kecilnya kaki, semakin kecilnya kaki,
perempuan dianggap semakin cantik.perempuan suku dayak musti pakai anting
banyak di telinga agar dibilang cantik. Di afrika, wanita cantik adalah wanita
yang punya leher panjang ala angsa. Jadi ketahuan, cantik itu relatif. Cantik
relatif itu biasanya berurusan dengan fisik. Padahal cantik fisik itu fana,
nggak akan abadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Semua cewek, setomboy dan secuek
apapun dia, pasti peduli sama penampilan. Bukan sebuah dosa kalau ingin tubuh
terawat. Bukan pula suatu kesalahan kalau kita ingin cantik. Tapi, kita musti
tahucantik yang sejatinya bisa membuat kita bahagia dan selamat dunia akhirat.
Dan jawaban tepatnya sudah sewajarnya kita cari dari Sang Maha Pencipta
Kecantikan, yaitu allah melalui firman-firmanNya. Karena Allah saja yang tau
dengan tepat seperti apa sebenarnya cantik yang membawa rahmat. Seperti apa?
Yang berikut ini bisa menjadi solusi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Berbusana
elegan ala Al-Qur’an<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level3 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">§<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Pakaian
harus dapat menjadi identitas dan menjadi pembeda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level3 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">§<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Pakaian
harus menjadi perisai bagi tubuh dari pandangan melecehkan para pria jail.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level3 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">§<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Busana
yang pantas dapat dilihat pada QS. An-Nuur: 31 dan Al-Ahzab: 59.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level3 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">§<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Busana
yang kita pakai tidak membentuk tubuh, tidak tipis, dan tidak menyerupai
pakaian laki-laki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Menjaga
hati dan pandangan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Cewek
yang bisa menjaga pandangan dan hatinya akan dihargai orang. Bukan karena ingin
jual mahal atau sok jinak-jinak merpati, tapi karena semata-mata menjalankan
aturan Illahi dan karena sebuah keyakinan. Jika aturan Allah dijalankan,
keselamatan pasti didapatkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"> Mau care n’ share terhadap dan dengan banyak
orang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Selagi
Allah masih memberikan kesempatan bagi kita untuk melihat, mendengar, dan
merasakan, kenapa kita tidak gunakan untuk terus mengasah kepekaan, untuk
meningkatkan level kepedulian. Dari yang terdekat dan mulai yang terkecil,
hingga yang jauh dan sampai yang besar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">BEAUTY
FOR US<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Kesuksesan seseorang untuk menjadi
hamba Allah tersayang bukan dari penampilan, tapi karena ketakwaan. Allah
menegaskan hal ini dalam QS. Al-Hujurat:13.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"> Semua
cewek bisa cantik. Cantik didalam (<i>inner
beauty</i>) itu yang utama. Cewek yang bisa menjaga kehormatan diri dan
mempunyai rasa kepedulian yang tinggi. Langka, tapi itu yang disuka. Susah
dicari, tapi dinanti-nanti. Dengan kecantikan yang terpancar dari iman dan
ketakwaan, dijamin kamu pasti jadi cewek nomor satu bagi seluruh dunia, Allah
juga pastinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">BRAIN
FOR US<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Bicara tentag brain, biasanya nggak
jauh sama urusan cerdas atau nggak cerdas. Kesempurnaan memang bukan milik
kita, tapi Allah telah menganugrahkan sesuatu yang terbaik buat kita, yaitu
akal.akal itu abstrak bukan benda yang dapat dilihat seperti otak. Akal
merupakan proses berpikir. Selama ada fakta, informasi, dan proses
pengaitannya, selama itu pula akal telah kita aktifkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Semakin banyak fakta yang kita
dapatkan, semakin lengkap informasi yang kita dapat, dan semakin gape’ kita
mengaitkan keduanya kita akan semakin cepat menemukan jawaban dari suatu
pertanyaan. Nah, disaat itulah kata cerdas hadir buat kita. Untuk bisa menjadi
cerdas yang diperlukan hanyalah ketekunan. Tahapan-tahapan seperti itu berlaku
untuk semua jenis problema di dunia, dari yang paling sederhana sampai yang
paling rumit. Pertama, amati fakta secara cermat. Kedua, serap informasi yang
valid sebanyak-banyaknya. Ketiga, kaitkan fakta dengan info tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Setiap manusia berpotensi menjadi
cerdas, karena setiap manusia dianugerahkan akal. Tapi, tidak semua manusia
meraih kecerdasan tingkat tinggi, cerdas tingkat tinggi itu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Cerdas kita untuk mencari ridha
Allah semata. Jadi orang cerdas memang bisa menjadi kebanggaan bagi semua. Tapi
jangan sampai kebanggaan itu melunturkan derajat diri di hadapan Illahi. Coba
review niat kita. Kita ingin jadi orang cerdas karena sekedar ingin disanjung,
supaya bisa jadi kaya, atau untuk mencari ridha Allah. Karena sesungguhnya
perbuatan itu harus dengan niat, gitu Rasulullah pernah bersabda. Rugi banget
deh, kalau kita bercita-cita jadi orang cerdas, punya keahlian, Cuma untuk
meraih ketenaran atau kekayaan. Seribu kali rugi!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Cerdas kita bukan hanya untuk diri
kita sendiri. Kecerdasan adalah anugerah dari Allah. Ilmu yang kita miliki
adalah karena nikmat dariNya. Jadi, nggak layak deh kita jadi sombong bahkan
menggunakan ilmu kita untuk membodohi orang lain. Kecerdasan akan menjadi hampa
dan tidak bernilai apa-apa jika hanya diperuntukkan bagi kepuasan diri demi
mengeruk kenikmatan dunia yang fana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Kecerdasan yang dipersembahkan bagi
kebangkitan umat sedunia. Kita butuh partner yang sama-sama paham seperti apa
cerdas yang memberi manfaat, kecerdasan yang bisa melahirkan kebangkitan umat,
kecerdasan yang dibangun atas keinginan mencapai ridha Illahi, kecerdasan
tingkat tinggi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">BEHAVIOUR
FOR US <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Kehidupan yang kita jalani ini
banyak dihiasi dengan berbagai macam fenomena prilaku manusia. Kita sih pasti
pengennya selalu bertemu dengan manusia baik-baik. Orang yang nggak nyebelin,
nggak ngebetein. Lebih bahaya kalau kita ternyata makhluk yang menyebalkan itu.
Waaah, nggak boleh dibiarin. Asal tau aja, tingkah laku atau behaviour itu
menjadi cermin kepribadian, lho. Kualitas kepribadian bisa terlihat dari
tingkah laku. Behaviour is reflection of personality.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Bicara soal kepribadian, tiap orang
bisa punya standar sendiri-sendiri. Ada yang bilang baik buruknya kepribadian
seseorang bisa diukur dari performa otaknya. Berarti kalau yang setara Enstein
dianggap punya kepribadian baik sedangkan yang sering nge-hang kayak Oneng
berarti kepribadiannya buruk. Kalau seperti itu, bisa-bisa Charles Darwin si
“Manusia Monyet” dianggap manusia berkepribadian teragung dong karena kepintarannya
(atau kebodohannya?) membuat teori Evolusi yang mendunia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Sebagian orang yang lain
mengklasifikasikan keperibadian seseorang dari penampilan fisiknya. Berarti
Madonna bisa-bisa dinilai lebih daripada Saudah binti Zum’ah r.a., istri
Rasulullah atau Bilal r.a., sahabat Rasulullah ditempatkan di level paling
buncit dibandingkan dengan brad pitt. Bisa kacau dunia, padahal belum tentu
yang cantik atau yang tampan bisa menampilkan prilaku yang menyenangkan. Tinggi
rendahnya kualitas kepribadian sama sekali nggak ada hubungannya dengan level
kecerdasan, kecantikan or ketampanan, apalagi dengan logat bahasa. Keperibadian
(syaksiyah) terbangun atas aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap).
Tinggi rendahnya kualitas kepribadian diukur dari tinggi rendahnya kualitas
berpikir dan bersikapnya itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Aqliyah dan naqliyah yang
berkualitas super dapat menajdikan kita memiliki kepribadian istimewa.
Kemusliman kita adalah modal awal yang sangat berharga nntuk punya kepribadian
istimewa. Selanjutnya, terus mengasah aqliyah dan nafsiyah islamiah dengan cara
sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Mengasah cara berpikir islami.
Aqliyah islamiah atau berpikir islami bisa semakin berkembang jika kita mau
terus mempelajari materi-materi keislaman. Kita yang semakin beraqliyah
islamiah akan selalu mau untuk berpikir tentang sebuah secara islami. Sebuah
fakta yang kita pahami dengan islam sebagai filternya akan jelas dan terang
outputnya, benar atau salah. Nggak setengah-setengah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Mengasah sikap islami. Untuk punya
nafsiyah islamiah atau mampu untuk terus bersikap secara islami, caranya tidak
lain dan tidak bukan adalah dengan bertaqqarub ilallah. Bersikap islami ini
akan semakin terasah seiring dengan semakin konsistennya kita menyelaraskan
setiap perbuatan kita dengan islam. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits
qudsi, Allah swt berfirman,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">“Dan
tiada bertaqqarub kepada-Ku seorang hamba dengan sesuatu yang lebih Kusukai
daripada menjalankan kewajibannya. Dan tidak ada henti-hentinya seorang hamba-Ku
mendekatkan diri kepada-Ku dengan perbuatan sunnah-sunnah nafilah, sehingga Aku
mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya dan
Aku akan menjadi penglihatannya yang dia melihat dengannya, dan Aku akan
menjadi tangannya yang dia pergunakan, dan Aku akan menjadi kakinya yang dia
berjalan dengannya. ”</span></i><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">
(HR Bukhari).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Cewek berkpibadian islami adalah
cewek yang berkpribadian mulia. Cewek berkpribadian mulia pasti adalah cewek
yang istimewa. Tapi, yang perlu diingat adalah bahwa cewek berkepribadian
istimewa bukan berarti cewek suci tanpa dosa, yang sempurna, nggak pernah
berbuat salah. Salah besar kalau ada orang yang menganggap cewek alim itu
malaikat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">WANITA-WANITA
ISTIMEWA SEPANJANG MASA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Wanita-wanita istimewa akan selalu
hadir disetiap era. Mereka yang berjuang untuk kepentingan orang
disekelilingnya, masyarakat, bahkan umat seluruh dunia. Mereka berikut ini
adalah beberapa diantaranya :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Khadijah binti Khuwailid, wanita
pendamping perjuangan dakwah Rasulullah saw yang pertama dan utama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Aisyah binti Abu Bakar, istri
kecintaan Rasulullah penghafal hadits dan ahli fiqh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Ummu sulaim binti Milhan, islam
sebagai maharnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Ummu kultsum binti Ali, si singa
podium.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Raden Ajeng Kartini, perjuangan
merentas jalan dari kegelapan menuju cahaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Profesor Samira ibrahim islam,
Sameena shah, dan Profesor Dr. Bina shaheen siddiqui, ilmuwan muslimah masa
kini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Ibunda, ditelapak kakinya kita bisa
temukan surga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">YOU’RE
SPECIAL!<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Kesempurnaan dalam hidup manusia
tidak pernah ada. Manusia pun fana, sehingga selalu ada ruang perenungan buat
kita untuk menyadari posisi yang hanyalah seorang hamba Allah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Kesempurnaan memang bukan milik
kita. Namun, bukan berarti kita nggak bisa jadi makhluk Allah yang istimewa.
Setiap manusia punya kesempatan untuk menjadi dan menunjukkan yang terbaik
dalam hidupnya, dan Allah telah memberikan bekal untuk mewujudkannya. Pastikan
kita bisa! Karena Allah telah memastikan bahwa kita yang istimewa.</span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: right;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Sumber : </span><span style="line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: Book Antiqua, serif;">GIRL P0WER By </span></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Nafiisah FB</span></div>
</div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-3007626314166814822012-11-12T01:34:00.000-08:002012-11-13T19:25:29.297-08:00MBS (Musholla BabusSalam)<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kali ini aku ingin bercerita tentang sebuah tempat. Begitu sejuk, walaupun kecil, kadang sumpek jika sedang banyak yang mau mengunjunginya, atau hanya singgah barang semenit atau dua menit saja. Lantainya berwarna hijau, warna surga. Sangat meneduhkan. Kalau aku boleh katakan, tempat mungil ini adalah tempat ternyaman di sudut kampus biru. Di dalamnya terdapat hal-hal indah, seperti tampilan luarnya. Banyak manusia-manusia yang InsyaALLAH mulia di dalamnya.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejak pertama kali menginjakkan kaki di kampus biru, kira-kira 5 tahun yang lalu. Tempat ini adalah satu-satunya tempat 'istirahat' ternyaman, bukan di kantin atau di mehibun (meja hijau bundar) yang disediakan di taman-taman kampus. Tempat ini terdiri dari dua ruang, bangunannya menghadap ke arah timur. Bagian ikhwan ada di sebelah kanan (utara) dan sekretariat akhwat di sebelah kiri (selatan). Memiliki dua gerbang, satu di samping dekat sekretariat akhwat dan satu lagi di sebelah timur, gerbang utama, di dekat sekretariat ikhwan. Di bagian atas depan tertulis sebuah kalimat "Musholla BabusSalam", tapi aku lebih senang menyingkat nama itu menjadi MBS. Ya, Babussalam nama bangunan mungil itu.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Banyak sekali cerita yang telah terukir di dalamnya. Entah tawa, kecewa, marah, lelucon, kekonyolan dan tangis. Semua pernah terjadi di tempat ini, MBS. Di sini pertama kalinya aku belajar menjadi seorang imam sholat, di sini aku mulai bisa menemukan jati diri sebagai seorang muslimah seutuhnya, di sini kutemukan makna ukhuwah, di sini aku mulai menyukai dunia literasi, di sini tulisan pertamaku dibaca banyak orang, dan di sini pertama kalinya aku merasa sangat mengenal Tuhanku. Semua itu terjadi melalui lisan-lisan mulia orang-orang mulia di dalamnya, dengan tangan-tangan mereka merangkul bahuku yang lemah. Jiwa yang gersang pun sedikit demi sedikit merasakan tetesan-tetesan air yang akan menyegarkannya kembali.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Banyak memori tertinggal di MBS. Pernah suatu ketika aku sedang sholat, di depan ku ada dua orang saudari ku, mereka memakai cadar. Saat itu, ilmu ku masih cetek (sekarang lumayan, bertambah walau setitik). Mereka sudah selesai sholat dan ingin segera beranjak pergi dari mushola, salah satunya berada tepat di depan ku yang sedang sholat. Tak ada siapa-siapa selain aku dan mereka berdua saat itu. Saat rakaat kedua, aku sedang membaca ayat, tiba-tiba seperti ada yang mencengkram kedua lenganku dari belakang. Tapi, ternyata memang ada yang memegang lenganku, kuat. Ku perkirakan ia salah satu dari dua orang bercadar itu. Mereka ingin memindahkan tempat aku berdiri, agar tidak menghalangi jika ada orang yang masuk hendak sholat, kebetulan saat itu aku berdiri di shaf kedua dekat pintu masuk. Lucunya, aku tak mau bergerak sedikit pun. Naif! aku memang tak tau saat itu bahwa kita boleh bergerak maju atau mundur (selain gerakan sholat) jika memang hal itu sangat perlu dilakukan. Hahaa,,aku jadi senyum-senyum sendiri mengingat itu, malu!.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Seperti kataku tadi, tak hanya kisah lucu, tawa, dan ceria yang hadir di MBS, tak jarang kecewa, air mata, dan isak tangis bergeming di sini. Seperti saat ada masalah di departemen, ketika bermasalah dalam halaqoh, orang-orang mulia di dalamnya selalu siap menjadi pendengar keluh, walau kebanyakan tak memberi solusi pasti. Percaya, mereka telah berusaha sekuat yang mereka mampu. Di MBS, aku menemukan kehangatan persaudaraan hakiki, walau kadang kecewa saat saudara yang satu lebih peduli terhadap saudaranya yang lain. Di MBS aku mengenal banyak sahabat baru, yang lebih tua dariku maupun yang lebih muda. Dengan bermacam jenis sifat dan kebiasaannya. Berteman dengan orang-orang yang bagus agamanya membuatku termotivasi untuk bisa seperti mereka. Saling membantu dan berbagi adalah hal yang sangat biasa. Walau kadang ada sedikit kecewa karena lebih banyak dibantu daripada membantu. Di MBS juga pernah terukir kisah tentang kami dengan rencana-rencana hebat kami di masa datang. Merancang mimpi dan asa bersama. Ahh, semua hanya menjadi sejarah. Mungkin sebagian sudah lupa rencana-rencana itu. MBS menjadi saksi bisu saat tertawa bersama menikmati sebungkus gorengan hangat hasil patungan dari uang sisa-sisa photocopy makalah atau materi-materi kuliah. Tempat pilihan untuk 'nongkrong' saat tak ada dosen datang. Tempat menunggu jemputan datang saat ingin pulang setelah kuliah. Dan tempat menunggu hujan reda untuk bergegas melakukan aktifitas lainnya.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">MBS, tempat tak terlupakan. Seperti kata seorang saudariku, yang juga kutemukan disini adalah rumah kedua kami setelah rumah orangtua. MBS, penuh kenangan selama 5 tahun menimba ilmu di fakultas ekonomi. Sudut favorite para pejuang-pejuang dakwah. Tempat syuro'nya para calon penghuni syurga, memikirkan strategi-strategi untuk membantu sesama umat-umat Rasulullah (khusunya yang lagi kuliah di UNRAM) agar kita semua dapat kembali ke asal (syurga) tanpa singgah dulu di neraka. Tarbiyah, itulah yang sedang diusahakan para jundi-jundi mulia itu. Pernah menjadi bagian mereka, membuatku merasa berbangga. Walau kini, perlahan tak lagi bersama dalam lingkaran mereka. Tak mengapa, yang penting tetap dalam kebaikan. Begitu nasehat sang murrobiyah tercinta. Murobbiyah yang kini tak pernah lagi bisa kudengarkan taujihnya.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 16.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Maaf.</span></div>
eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4983863806920734176.post-58031120306837444212012-03-18T07:55:00.000-07:002012-04-21T18:53:26.168-07:00Dilema KeduaKumengerti semua ini adalah ketentuanMU.. Hidupku Kemarin,,Hari ini,,dan esok..Semua adalah kehendakMU. Aku juga mengerti bahwa yang terbaik dalam pandanganku,,belum tentu terbaik di sisiMU. Dilema menghinggapi hati,, Kau adalah TUHAN ku,,Maha Segalanya. Harusnya aku tetap memprioritaskanMU,,hanya KAU. Tapi,,KAU tentu tau,,menyakitkan sekali ketika harus mengalami kesakitan luar biasa seperti kesakitan yang ku rasa beberapa tahun yang lalu. Ku mohon,,ku tak ingin mengkhianati janji dan komitmenku kepadaMU.eLKaNisA Mahdihttp://www.blogger.com/profile/00895731622571545863noreply@blogger.com0