Selasa, 26 Februari 2013 - 0 comments

Puisi-puisian Versi Galau

Kicauan Senja
Sesak tak mau pergi..
Menjadi-jadi tak henti..
Jenuh bergemuruh..
Penat meriuh..

Salahkah hati..
Semakin menanti..
Ini tentang keinginan..
Bukan Kebutuhan..

Salahkah hati..
Terlalu mengingini..
Walau kata Tuhan..
Kebutuhan diutamakan..

Ini hanya sebuah ingin..
Bukan kebutuhan..
Walau hati tahu..
Tuhan takkan pernah mau..



Celoteh Pagi

Jejakku hilang..
Ditelan ilalang..
Jalanku temui buntu..
Berbatu..

Cita terhenti sejenak..
Memutar otak..
Ia menang dan aku kalah..
Aku sudah lelah..


Ku sudah tak kuasa hati..
Biarkan dulu sendiri..
Jangan mengganggu..
Aku sedang terpaku..

Jangan bertanya..
Jangan cengkrama..
Simpan saja ceramahmu..
Aku sedang termangu..

Kau pikir hebat dirimu..
Jangan sekali-sekali begitu..
Aku tengah kehilangan..
Bisa kan kau tenangkan..

Ah, kurasa TIDAK..
Sekalipun kau bertindak..
Aku tak kan terkesiap..
Sekalipun kau, malaikat tanpa sayap..



Tinggallah kau seorang saudariku, yang lain minggat
Sang Kuasa..
Telah Berkehendak..
Ku tak mampu mengelak..
Satu.. Dua.. Tiga.. Empat.. Lima..

Telah tumbang..
Tergulung gelombang..
Tercerai berai..
Sulit terlerai..


Aku bukan karang..
Hanya makhluk tak bercangkang..
Sedih tersengal..
Rapuh tertinggal..

Dan kini tertinggal satu..
Yang masih setia satu rindu..
Kian mantap berpadu dengan indah..
Tuk sebuah kisah bernama ukhuwah..
Kamis, 14 Februari 2013 - 0 comments

GAUL, NGGAK MESTI JADI PENGEKOR KAN!!!

24 Januari 2009
@ MBS

Berbicara tentang budaya, sepertinya tidak akan ada habisnya. Apalagi sekarang ini, budaya yang telah ada pada suatu daerah tertentu di Indonesia seakan berubah mengikuti perubahan zaman. Budaya sebagai sebuah ciri khas suatu bangsa, sebagai suatu adat istiadat sudah tidak dianggap lagi bahkan sudah hilang dari jiwa para pemiliknya, khususnya para pemuda yang telah terkontaminasi oleh kebiasaan orang-orang “barat” yang notabenenya sangat tidak cocok bagi kita, bangsa Indonesia. Perubahan adat istiadat akibat ketidakpahaman kita dalam menghadapi adat istiadat “transferan” dari luar negeri, telah mengubah tingkah laku dan pergaulan remaja Indonesia.

Pergaulan di Indonesia saat ini bisa dikatakan sudah melebihi tipe pergaulan di Negara asalnya, dimana tipe pergaulan itu diproduksi dengan sangat “indah”nya dan kemudian di ekspor ke Negara-negara yang kebanyakan memiliki bangsa yang lemah. Lemah fisik dan tentunya lemah iman, termasuk Indonesia. Pergaulan di Negara kita saat ini sudah sangat parah, seperti yang kita lihat dalam berita. Banyak pemuda yang harus “dipingit” dalam lembaga permasyarakatan berbulan-bulan bahkan hingga menemui ajal didalam sana, akibat mengkonsumsi barang-barang haram. Kemudian banyak ditemukan tempat-tempat Praktik aborsi, pelakunya mulai dari dokter ahli hingga dukun-dukun aborsi lainnya. Kebanyakan yang melakukan aborsi tersebut berumur antara 15-19 tahun. Itulah sebagian akibat dari pergaulan yang sudah sangat bebas, tanpa pengawasan orang tua dan tanpa pengendalian diri.

Na’uzubillahi min dzalik.., itulah kenyataan yang kita hadapi sekarang ini. Ketika para remaja seumuran kita menjadi perusak masa depannya sendiri, ketika para pemuda telah berani menjadi pembunuh atas dirinya, orangtuanya, dan bahkan terhadap janin tak berdosa sekalipun. Kita sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama islam, seharusnya tidak terpengaruh dan tidak menjadi pengekor. Bukankah telah dijelaskan dalam Al-quran bahwa Jin dan manusia tidak diciptakan melainkan hanya untuk beribadah kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Bukankah Allah juga menjadikan kita, manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini. Oleh karena itu, sudah semestinya kita menjaga dan melestarikan bumi dan isinya, bukan malah menghancurkannya dengan membuat kerusakaan dan keonaran di sana sini. Bukan malah merusak diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Melainkan, kita harus mengubah diri menjadi lebih baik dan dalam hal ini sikap sangat berperan.

Menurut manajemen IBM kualitas manusia ditentukan oleh 90% sikapnya (attitude) dalam menghadapi masalah. Sedangkan sisanya 10% ditentukan oleh kemampuan ilmunya (knowledge). Artinya, penyelesaian masalah seringkali diawali dari sikap hidup yang benar dan tepat dalam menghadapi suatu peristiwa. Dan momen tahun baru dapat menjadi langkah awal untuk hijrah kepada hidup yang lebih baik, hidup yang sesuai tuntunan islam, bukan hidup yang sesuai dengan aturan pergaulan orang lain. Jangan sampai kita terpuruk karena adanya peristiwa atau kesalahan yang pernah kita lakukan. Sikapi masalah dengan benar dan tepat, nasi yang telah menjadi bubur akan menjadi bubur ayam yang lezat jika ditambahkan ayam goreng, bawang goreng, dan sedikit krupuk. Jika sudah terlanjur basah, ambil sabun dan sampoan saja biar bersih sekalian. Dosa adalah hal lumrah bagi manusia, tidak ada yang sempurna selain Allah, tuhan yang maha sempurna dan maha pengampun. Dosa pasti terampuni jika kita mau bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya, insyaAllah.
Wallahu a’lam bishowab..
Dari Berbagai Sumber