@ MBS
Berbicara tentang budaya, sepertinya
tidak akan ada habisnya. Apalagi sekarang ini, budaya yang telah ada pada suatu
daerah tertentu di Indonesia seakan berubah mengikuti perubahan zaman. Budaya
sebagai sebuah ciri khas suatu bangsa, sebagai suatu adat istiadat sudah tidak
dianggap lagi bahkan sudah hilang dari jiwa para pemiliknya, khususnya para
pemuda yang telah terkontaminasi oleh kebiasaan orang-orang “barat” yang
notabenenya sangat tidak cocok bagi kita, bangsa Indonesia. Perubahan adat
istiadat akibat ketidakpahaman kita dalam menghadapi adat istiadat “transferan”
dari luar negeri, telah mengubah tingkah laku dan pergaulan remaja Indonesia.
Pergaulan di Indonesia saat ini bisa
dikatakan sudah melebihi tipe pergaulan di Negara asalnya, dimana tipe
pergaulan itu diproduksi dengan sangat “indah”nya dan kemudian di ekspor ke
Negara-negara yang kebanyakan memiliki bangsa yang lemah. Lemah fisik dan
tentunya lemah iman, termasuk Indonesia. Pergaulan di Negara kita saat ini
sudah sangat parah, seperti yang kita lihat dalam berita. Banyak pemuda yang
harus “dipingit” dalam lembaga permasyarakatan berbulan-bulan bahkan hingga menemui
ajal didalam sana, akibat mengkonsumsi barang-barang haram. Kemudian banyak
ditemukan tempat-tempat Praktik aborsi, pelakunya mulai dari dokter ahli hingga
dukun-dukun aborsi lainnya. Kebanyakan yang melakukan aborsi tersebut berumur
antara 15-19 tahun. Itulah sebagian akibat dari pergaulan yang sudah sangat
bebas, tanpa pengawasan orang tua dan tanpa pengendalian diri.
Na’uzubillahi min dzalik.., itulah
kenyataan yang kita hadapi sekarang ini. Ketika para remaja seumuran kita
menjadi perusak masa depannya sendiri, ketika para pemuda telah berani menjadi
pembunuh atas dirinya, orangtuanya, dan bahkan terhadap janin tak berdosa
sekalipun. Kita sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama islam,
seharusnya tidak terpengaruh dan tidak menjadi pengekor. Bukankah telah
dijelaskan dalam Al-quran bahwa Jin dan manusia tidak diciptakan melainkan hanya
untuk beribadah kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Bukankah Allah juga
menjadikan kita, manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini. Oleh karena itu,
sudah semestinya kita menjaga dan melestarikan bumi dan isinya, bukan malah
menghancurkannya dengan membuat kerusakaan dan keonaran di sana sini. Bukan
malah merusak diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, sehingga dapat
merugikan diri sendiri dan orang lain. Melainkan, kita harus mengubah diri
menjadi lebih baik dan dalam hal ini sikap sangat berperan.
Menurut manajemen IBM kualitas manusia
ditentukan oleh 90% sikapnya (attitude) dalam menghadapi masalah. Sedangkan
sisanya 10% ditentukan oleh kemampuan ilmunya (knowledge). Artinya, penyelesaian
masalah seringkali diawali dari sikap hidup yang benar dan tepat dalam
menghadapi suatu peristiwa. Dan momen tahun baru dapat menjadi langkah awal
untuk hijrah kepada hidup yang lebih baik, hidup yang sesuai tuntunan islam,
bukan hidup yang sesuai dengan aturan pergaulan orang lain. Jangan sampai kita
terpuruk karena adanya peristiwa atau kesalahan yang pernah kita lakukan.
Sikapi masalah dengan benar dan tepat, nasi yang telah menjadi bubur akan
menjadi bubur ayam yang lezat jika ditambahkan ayam goreng, bawang goreng, dan
sedikit krupuk. Jika sudah terlanjur basah, ambil sabun dan sampoan saja biar
bersih sekalian. Dosa adalah hal lumrah bagi manusia, tidak ada yang sempurna
selain Allah, tuhan yang maha sempurna dan maha pengampun. Dosa pasti terampuni
jika kita mau bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya, insyaAllah.
Wallahu a’lam bishowab..
Dari Berbagai Sumber
0 comments:
Posting Komentar