Sebuah kisah...Bisa dibilang true
story,,,tapi terlalu banyak bumbu drama di dalamnya. Kisah 'remaja' dewasa yang
cukup menarik tuk dijadikan pembelajaran...
Flash True Story (FTS) Presented to My Sweet Sister... Esti
Alya Quntaz...^^
Bermula dari keadaan yang dirasa
sudah terlalu rentan, rentan mendapat ejekan atau bahkan mendapatkan malu?,
mungkin. Pasalnya umur telah senja. Mapan, punya pekerjaan tetap, sudah punya
rumah sendiri, dan umur yang sudah lebih dari cukup ternyata tak menjadi
jaminan bahwa waktunya untuk mendapatkan jodoh itu akan segera tiba. Yaa, di
usia senjanya (kagak tau pastinya berapa ta0n) ia tak kunjung beristri, kurasa
petualangan cintanya belum menampakkan ujung yang jelas atau mungkin buntu.
Entah karena apa, bisa jadi karena ia seorang pemilih atau memang tak ada
wanita yang ingin menjatuhkan pilihan kepadanya (hahaay). Ia terus mencari,
katanya mencari yang terbaik, tapi kurasa pengertian mencari yang terbaiknya
itu sama dengan mencari yang ideal (cantek, kaya, sholehah..,,kaleeee_gue sok
tau..hahaha).
Keadaan itu membuatnya galau,
membuatnya lupa diri, setiap wanita (eeeh,,wanita tertentu aja ding...yang
katanya cantek aja..:p) yang ia temui tak luput dari rayuannya. Parahnya,
setiap kali ia merayu, bahasa rayuannya selalu sama untuk setiap wanita. One
day, ia bertemu dengan seorang gadis, satu kampung dengannya. Mungkin dalam
penglihatannya, neh cewek cakep,,tajer,,baguslah yaa. Melihat gadis itu sudah
beranjak dewasa, ia pun memulai petualangannya, awalnya biasa saja.
“apa nama facebook nya?” ia
bertanya pada sang gadis.
“mmm, perasaan kita udah berteman, nama fbnya ‘…… …..’
(isilah titik-titik di samping…wkwkwkwkwk,,,ngikik) kan?” sang gadis nanya
balik.
“owh, yaa. Nanti dah saya liat,
saya kirimin kata-kata mutiara ke wall nya yaa” jawabnya.
“hahaa,,kata-kata mutiara udah numpuk di wall saya, makasi
ga perlu” kata sang gadis lagi.
“yaa, kan dari saya belum ada”
jawabnya lagi.
Sang gadis cuma bisa nyengir, geli
dibuatnya. Ngelawak ne orang, batin
sang gadis.
Beberapa hari kemudian, ia mengirim
pesan lewat FB sang gadis. Sang gadis pun membalas setiap pesannya tanpa rasa
curiga, seperti biasanya ia membalas pesan-pesan dari teman-teman FB nya.
Hingga beberapa kali ngobrol lewat FB, sang gadis mulai merasa terganggu. Ia
mulai melancarkan serangan, ia meminta nomer HP sang gadis. Sejak saat itu,
sang gadis tak berani lagi membalas pesannya. Atuuuuuuuuuuuut,,,kikikik. Tapi,
ia tak menyerah, ia terus berjuang. Keesokan harinya, ia datang menemui sang
gadis. Ia seperti meminta penjelasan kepada sang gadis.
“kok ga bales pesan saya, ga mau ngasi saya nope nya ya,
kalo ga mau bilang aja, tapi jangan di cuekin dong sayanya”.
“owh,,kapan nginbox?, sibuk saya ga
pernah buka FB lagi” jawab sang gadis singkat
“Owh, kemarin. Mana dong nopenya,
minta.”
“Ga usah dah yaa, saya sudah terlalu banyak fans. Ga cukup
phonebook saya buat nope baru” jawab sang gadis beralasan, sambil nyengir
harimau (ganti kuda, capek kudanya nyengir mulu..Hiii)
Ketika ngobrol lewat FB, ia juga
sempat bertanya tentang adik sang gadis, mungkin ingin memastikan bahwa yang ia
yakini adalah benar, bahwa adik sang gadis menjalin hubungan dengan temannya.
Sang gadis menjawab apa adanya. Sang gadis menceritakan tentang itu pada
adiknya, dan dari adiknya lah sang gadis mengetahui bagaimana petualangan
cintanya.
Beberapa hari berlalu, ia sering
menemui sang gadis. Tapi, sang gadis selalu cuek padanya (padahal karena ga
berani, tapi sok cool calm down..nyiahaaaa). Hingga tiba pada suatu malam, sang
gadis mendapatkan sebuah sms dengan bahasa yang biasa ia terima dari
teman-teman SMA dan teman-teman kuliahnya. Sebuah sms dengan kata-kata mutiara.
Awalnya sang gadis mengira bahwa itu nope baru temannya, tapi setelah sang
gadis mendapat replay dari
pertanyaannya, sang gadis tak menemukan jawaban pasti. Sang gadis berpikir
sejenak, mencoba menganalisa kira-kira siapa yang punya nope ini, dan
kesimpulan akhirnya, feeling sang
gadis mengatakan bahwa nope itu adalah miliknya. Sang gadis pun buru-buru
menghapus sms yang diterimanya tadi, tak peduli.
Keesokan harinya, ia menemui sang
gadis lagi.
“saya yang sms tadi malem itu”
“owh, ta kira siapa, udah si ta
apus semua sms dan nope nya”
“owh, kenapa?”
“abis ga mau bilang, ta tanya siapa ini, ehh jawabnya
laen-laen. Oya, dari siapa dapet nope saya?”
“ada deh, biasa kalo orang ngfans tuh pasti ada aja jalan
ngedapetin nopenya. Tapi, kenapa nope saya di apus?”
“yaa, ga penting abisnya. Males saya save, ga jelas gitu.”
“Astaga. Oya dah, yang penting orangnya jelas ada ya. Itu
yang terpenting.”
Begitu kira-kira percakapan sang
gadis dengannya pagi itu. Setelah kejadian itu, ia semakin gencar mengirim sms
pada sang gadis, hampir setiap malam ia mengirim sms, pagi hari juga tak luput
dari sms nya. Tapi, sang gadis sudah sangat ingin menjauh, akibatnya sang gadis
hanya membalas smsnya sekali saja, smsnya di malam kedua setelah ia mendapatkan
nomer HP sang gadis. Tak hanya itu, ia juga gencar mendekati melalui FB. Tapi,
lagi-lagi sang gadis cuek terhadapnya, sudah tak ada harapan lagi (jangan tanya
alasannya pada sang gadis yaa, pasti ga bakalan dapet…hohohohooo). Yang jelas,
sang gadis sangat tidak suka dengan caranya mendekati dirinya. Lagipula, sang
gadis sudah menganggapnya keluarga kandung, menganggapnya sebagai pamannya
(ahahaaaa,,,ngepreeeeeeeeeeeet..). Caranya PDKT sangat tidak kreatif,
menggunakan cara-cara tempo dulu, jayuuuuuus dan ibarat nasi yang didiemin
selama dua hari, basiiiiiiiiiiiiiiiiii..uweeeeeek… Begitulah anggapan sang
gadis, menggunakan rayuan-rayuan tempo doeloe, yang bisa di tebak arahnya
kemana, dan yang paling menyebalkan, ia menggunakan kata-kata macem itu untuk
memikat gadis-gadis lainnya. Ia juga pernah merayu gadis lain di depan sang
gadis. Hahahaa, sang gadis hanya bisa tersenyum (ngakak dalem ati) ketika
melihat kejadian itu. Sungguh terlalu, perjuangan tak berujung, pencarian jodoh
yang sangat tidak kreatif.
Maybe The End and Maybe To Be Continued…
:’D
0 comments:
Posting Komentar