Kamis, 13 Desember 2012 - 2 comments

U're My Everything Emaq!

Sabtu, 22 Januari 2011
Posko KKN (POLINDES)
Perian, Montong Gading, LoTim


Kulihat ia benar-benar bertaruh nyawa, antara hidup dan mati. Sang ayah yang setia menunggui istrinya itu, menggigit bibir. Ia kesakitan, lengannya diremas oleh sang istri. Sakit, teramat sakit. Bahkan air mata yang terus menderas dari matanya itu tak mampu mengurangi rasa sakitnya. Kudengar jeritannya sekali lagi, keadaan tambah diperparah dengan perkataan mbak bidan.

"Astaghfirullah, susah La. Ibunya gak kuat ngeden. Ayoo bu kita coba lagi yaa."

Aku hanya meringis, ikut merasakan sakit yang ibu muda itu rasakan. Keluarga yang menemani pun tak kuasa menahan air mata. Ia merasakan apa yang dirasakan saudaranya. Pasti sangat sakit, mungkin begitu pikirnya. Ia tau karena ia sudah pernah merasakan sakitnya melahirkan. Hingga akhirnya, suara khas bayi baru lahir itu menyejukkan hati. Ia sudah terlahir, mbak bidan dengan tangkas memotong tali pusat, lalu menimbang sang bayi.

"Alhamdulillah, anaknya laki-laki bu." Senyum mbak bidan diikuti sumringah wajahku.

"Sehat bu bidan?" Tanya sang ibu.

Aku langsung menjawab pertanyaan yang sebenarnya bukan untukku itu, karena sang ibu melihat padaku saat melontarkan pertanyaan itu. Entahlah, mungkin ia mengira aku anggota bidan magang di polindes itu. Hee, tapi tak mengapa.

"Alhamdulillah bu, anaknya sehat. Ga kurang satu apapun." Jawabku, sudah seperti bidan saja. Hee

Sang mujahidah terlihat begitu bahagia ketika mengetahui kenyataan bahwa anaknya lahir dengan fisik yang sempurna, setelah beberapa jam berjuang menahan kesakitan. Kulihat senyum bahagia, di atas rasa sakit, ditengah peluh keletihannya. Subhannallah!, tak henti ia mengucap syukur, dipeluknya ayah sang bayi, suaminya.

"Alhamdulillah. Yang penting anak kita lahir sehat dan sempurna." Lirihnya.

Ia menangis lagi. Kali ini adalah tangis bahagia, haru dan syukur. Anaknya telah lahir dengan sempurna, seperti yang ia harapkan.

Keajaiban yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya akan aku temukan. Melihat sesosok anak manusia lahir dari rahim seorang ibu. Otak dan hatiku menyatukan pendapat, inilah yang dirasakan ibuku ketika aku terlahir melalui rahimnya. Begitu besar perjuangan mereka, para wanita-wanita tangguh yang telah kau pilih menjadi seorang mujahidah sejati. Wanita yang tak pernah lelah, walau sebenarnya ia merasa bosan. Tak pernah menyerah, walau sebenarnya ia merasa kalah. Tak pernah mengeluh, walaupun ia merasa lemah. Ia yang menguatkan ketika rapuh dan menyemangati kita merasa lemah. Ia yang sehari-hari kita sebut Ibu.

Rabb, sungguh besar cinta MU kepada kami. Dengan kasih sayang MU, kau tuntun dan tunjukkan kepada kami kebesaran MU. Alhamdulillah ku tak terhingga tuk pengalaman luar biasa ini. Lindungi dan sayangi orang tua kami, sebagaimana mereka mencintai dan merawat kami sejak kecil. Aamiiiiin..!


2 comments:

Unknown 13 Desember 2012 pukul 18.33

salam kenal..

salam dari mataram.. :)

eLKaNisA Mahdi 14 Desember 2012 pukul 20.06

salam persahabatan...

salam dari mataram juga..:D

Posting Komentar